Chapter 32 (War)

474 43 1
                                    

Author's POV

"Jangan pernah kau memanggilku adik dasar pecundang!" Shawn tampak berapi-api. Hailee sedang menggeram di belakangnya. Dia merasa sangat emosi.

"Jangan kasar begitu adik manis! Mommy dan Daddy tak pernah mengajarkan itu pada kita. Oh iya, aku juga punya kejutan untuk kalian."

"Kau tak perlu memberi hadiah apapun pada-" Hailee berbicara sambil berapi-api. Dia sangat ingin berlari ke arah Cam dan menguliti habis pria berparas tampan itu.

"Sssshhh... Kau boleh berbicara setelah aku memberikannya." Cam menoleh ke belakang. "Sayang, bawa hadiahnya ke sini!"

Pria-pria tangguh di belakang Cam mulai menyingkir. Seorang wanita cantik datang dari arah belakang. Joanna. 

Hailee semakin naik pitam setelah melihat Tantenya yang jahat yang sudah merusak keluarganya. Wanita psikopat itu berjalan begitu angkuh seperti dia memiliki derajat paling tinggi. Dia membawa seorang wanita berumur sekitar 35-40 tahun. Entah aslinya umurnya berapa. Dengan tatapan kosong wanita itu mengikuti Joanna maju ke depan dan berhenti di samping Cameron.

Hailee terperangah, Jacob dan Aaron juga melakukan hal yang sama. "MOM?!" teriak mereka bertiga serempak. Wanita berambut cokelat panjang dengan baju merah marun yang begitu ketat dengan bagian bawah yang mengembang dan berterbangan tertiup angin tapi, dia masih menggunakan celana yang juga ketat itu bergeming. Tatapannya masih kosong bahkan dia seolah tak mendengar apapun.

Cam memutari Ibu Hailee dari belakang sambil memegangi pundaknya, kemudian berhenti saat Cam sudah sampai di sisi yang lain. "Bagaimana? Kalian terkejut kan? Kalian bodoh jika kalian menganggap Ibu kalian sudah mati. Aku tak akan melewatkan kesempatan untuk menjadikan orang tuamu budak! Tapi sayang, ayahmu memberontak lebih jauh dan memaksaku untuk melakukan eksekusi hukuman mati padanya."

"How could you.." Hailee hendak lari untuk menghajar Cam dan para pengikutnya di sana tapi, sebuah tangan mencegahnya. Shawn tak ingin Hailee bertindak semaunya dan membahayakan dirinya dan orang lain di pihak mereka.

Hailee ingin menghempaskan tangan Shawn tapi, Shawn menggeleng pelan. Hailee tau kalau ia tak boleh melakukan sesuatu semaunya sendiri, dia juga harus memperhitungkan bahayanya, jadi dengan berat hati dia mundur kembali dan berdiri di samping Shawn. Setelah dikira emosi Hailee cukup stabil, Shawn melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Hailee.

"Mom aku rindu padamu!" kata Hailee. Ibunya bergeming, dia tetap diam dengan pandangan kosong. "Mom lihat aku!"

"Percuma yang mulia, dia tidak akan mengenalimu serta adik-adik manismu. Yang dia tau, dia harus membantuku untuk memusnahkan kelompok tak berguna ini, juga memusnahkan anak-anaknya. Tak akan ada belas kasihan pada dirinya yang sekarang! Cih sayang sekali, kau hanya merasakan secuil kasih sayang darinya."

"Kau apakan Ibuku? Kau mencuci otaknya ya? Dasar licik. Lihat nanti akan ku buat sadar dia!"

"Sangat mudah membangkitkan ingatannya yang mulia tapi, jika otaknya sudah kembali seperti semula, Ibumu juga akan mati secepat ia sembuh."

"Kau fikir aku percaya? Dasar bodoh! Sudah, kau jangan banyak omong. Lebih baik kau maju kehadapanku, akan ku buat kau menyesal atas apa yang selama ini kau buat pada keluargaku. You too bitch!" Hailee teriak ke arah Joanna. Tentu Joanna tak terima, Joanna langsung melangkah untuk menendang Hailee tapi, Cam menahannya.

"Jangan sekarang, biar prajurit kita yang maju bila mereka tak dapat menghadapinya baru kita maju. Simpan dulu emosi mu untuk nanti."

"Tapi-"

"Tenang, Hailee akan menjadi milikmu." Bagai kerbau dicucuk hidung, Joanna langsung melangkah mundur. "Sahabat-sahabatku yang setia!" Cam mulai berbicara dengan lantang. "Let's make a party!"

The Same StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang