Chapter 33 (War 2)

370 45 0
                                    

Author's POV

"AAAARRRRGGGHHHH...."

Joanna memekik sangat kencang. Meskipun tembakan Hailee tak mengenai wajahnya tapi tembakan itu berhasil mengenai tangannya. Sekarang Hailee terbebas dari jeratan Joanna. Hailee sengaja tak mengenai wajahnya, dia masih memiliki hati untuk merusak wajah seseorang.

Dengan gagah Hailee berdiri menghadap Joanna yang sedang memegangi tangan kirinya yang terkena tembakan Hailee. Hailee sedikit merasa iba, bagaimanapun juga Joanna Tantenya. Dengan hati-hati Hailee menjulurkan tangannya, mencoba untuk membantu Joanna.

Joanna tergerak dan menggenggam tangan Hailee, tapi bukan untuk bangkit melainkan menarik lalu memelintirnya. Hailee menjerit, dia terkejut ternyata niat baiknya malah disambut dengan buruk oleh Joanna. Dengan terpaksa Hailee mengangkat Joanna dengan tangannya dan membantingnya dengan keras. Hal itu tak dapat membunuh Joanna tapi mampu membuatnya kritis karena mungkin ada beberapa bagian tulangnya yang patah.

Joanna tersungkur tak sadarkan diri, saat terjatuh suara retakan terdengar jelas di telinga Hailee. Dia merasa sangat bersalah tapi jika ia terus larut dalam sikap baiknya, maka ia akan mati di tangan Joanna. Dengan berat hati, Hailee meninggalkan Joanna yang sedang terbaring lemah dia atas tanah. Tujuannya kini hanya satu membunuh Cam.

❌❌❌

"Shit! Dia berhasil melewati Joanna, bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan jika ia sudah berada di hadapanku?" Cam mulai meracau sendiri. Dia merasa resah, Joanna istri tercintanya telah berhasil dibuat tak sadarkan diri oleh Hailee padahal Joanna adalah wanita yang sangat kuat.

Cam memutar otak, dia terus berfikir apa yang harus di lakukannya jika Hailee sudah berhasil melewati anak buahnya dan berdiri di hadapannya.

Dia ingat kalau ia masih memiliki orang spesial yang mungkin dapat mengalahkan Hailee. Hailee's mother! Pemikiran licik Cam terbit, ia ingat bahwa ia masih memiliki Ibu Hailee di sisinya. Dengan wajah yang sedikit sumringan dia menoleh ke arah Vionna, Ibu Hailee.

"Oh Vionna ku sayang, mau kah kau mengalahkannya," Cam menunjuk Hailee, "untukku?" Cam menggenggam tangan Vionna agar lebih meyakinkan.

"Tentu!" Vionna membalas tatapan Cam, dia sedikit tersenyum disana. Kemudian dia mengalihkan pandangannya pada Hailee yang sedang berlari ke arah mereka. Vionna pun berlari menuju anaknya Hailee.

"AAAAAAAA...." Sebuah suara yang sangat nyaring mampu membuat siapa saja yang ada di depannya jatuh sambil menutup telinganya, beberapa bahkan sampai pingsan dan telinganya berdarah.

Vionna, Ibu Hailee memang memiliki keahlian mengeluarkan gelombang suara yang sangat besar dan dapat membuat orang lain terpental dan mati dalam sekali teriakkan. Dalam skala gelombang yang lebih besar, Vionna dapat merobohkan sebuah bangunan dalam waktu kurang dari lima belas menit.

Vionna terus berlari dan berteriak sangat kencang pada siapa saja yang ada di depannya, tak perduli apakah dia kawan atau lawan. Cam sedikit berteriak agar Vionna tak menghabiskan anak buahnya tapi Vionna tak mendengarkannya.

"Hailee hati-hati, jumlah kita semakin menipis, aku tak ingin jumlah kita semakin sedikit!" Seseorang berbicara di balik alat komunikasi yang ternyata di selipkan Aaron di telinga Hailee tanpa ia sadari.

Kelompok mereka sudah semakin terpojok, sedangkan di depan sana ada Ibunya yang sedang ganas memburunya.

Tiba-tiba langit menjadi gelap, seperti malam padahal ini masih siang. Baru saja matahari menyinari Folks dengan ganasnya. Hailee menatap langit mencoba untuk mencari petunjuk akan apa yang sedang terjadi.

The Same StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang