day 8

291 36 0
                                    

Aku bangun sangat pagi karena penilaian akan dilaksanakan mulai jam 8 pagi, setelah sarapan. Semalam, kami diberitahu jika akan ada 3 babak. Di babak pertama akan ada 3 orang yang gugur, kami akan diuji kemampuan bermusik kami, mungkin tidak jauh saat aku diuji di Jakarta waktu itu. Babak kedua akan ada 3 orang juga yang gugur, kami diharuskan menyanyikan lirik buatan lirik kami sendiri yang mana sudah kami siapkan. Babak terakhir, akan ada 2 orang tersisa, kami diharuskan membuat video yang membuat mereka (One Direction) tertarik dengan kemampuan kami.

Kami dipersilahkan masuk satu persatu ke dalam sebuah ruangan. Aku menampilkan yang terbaik untuk babak pertama.

"Francisca, Dani Yong, and Jewel, we really sorry you have to go home first." ujar Vanessa mengumumkan.

Babak kedua terpotong oleh waktu makan siang. Alisha terlihat sangat panik setelah ia keluar dari ruangan. Ini membuatku khawatir karena setelah gilirannya adalah giliranku.

"You write this three songs?" tanya Vanessa.

Aku hanya mengangguk.

"They're only write one song and you write three songs. You're amazing, Fandra." komentar Marco.

"Thank you."

"Show us your song." ujar Vanessa.

Aku menampilkan potongan ketiga laguku. Aku memedleynya jadi satu lagu. Aku memainkan piano.

"I love your songs, Fandra. Nice idea!" komentar Vanessa.

"Thank you." aku berjalan keluar ruangan.

"How?" tanya Yoo Rae.

Aku hanya tersenyum menunjukkan wajah tenang.

Yoo Rae masuk ke dalam ruangan. Ia terlihat bersemangat walaupun ia giliran terakhir.

"Time to announce the final. Congratulations to Fandra and Yoo Rae!"

Aku dan Yoo Rae berpelukkan dengan peserta lain yang gugur juga. Mereka akan dipulangkan besok setelah diumumkan pemenangnya.

Aku dan Yoo Rae dibawa masuk kembali ke ruangan untuk merekam video. Yang aku lakukan hanya menjawab pertanyaan yang diberikan Vanessa.

"Bagaimana?" tanya Mbak Dinar begitu aku sampai di kamar.

"Aku pikir baik. Entahlah."

Aku mengecek ponselku dan mendapati pesan dari Steven. Aku hanya tersenyum karena tadinya aku yang mau mengajaknya.

"Besok ada rencana?" tanya Mbak Dinar.

"Ya. Temanku akan menemaniku berkeliling besok."

"Perlu kuantar?"

"Tidak. Terima kasih. Mbak Dinar bisa pergi juga. Temanku akan menjemputku di sini."

"Baiklah."

*****

Aku mencari sosok Steven yang sudah tak kutemui sejak tahun lalu. Foto terakhir yang kulihat, ia tetap sama. Tak ada yang berubah.

"Fandra!"

Aku mendapati Steven sedang mencariku juga.

"Steven?"

Reflek, aku memeluknya.

"Sorry." ujarku terkekeh.

"No problem."

Aku melihat rambutnya sedikit coklat. Tidak, memang coklat.

"Hey, kau mengecat rambutmu?" aku mengacak-acak rambutnya.

"Stop it, Fandra!" Steven menggenggam tanganku.

"Kau harus tau aku menata rambut ini selama apa." gumamnya.

Aku hanya tertawa.

"Bantu aku bikin vlog, ok?" bujukku.

"Kau masih melakukan hal itu?" tanyanya.

"Jadi kau tidak pernah melihat channelku dan Vanya lagi?" tanyaku balik.

"Terakhir aku lihat saat kau dan Vanya ke dufan bersama."

"Itu sudah 6 bulan yang lalu, Steven. Lama sekali."

Aku mengambil kameraku dan mulai menyalakannya.

"Hi, guys! Meet me again with Fandra! Today I'm in Singapore with?"

"I'm Steven!" ujarnya bersemangat.

"Where will you bring me today?" tanyaku.

"Universal studio?" tanyanya balik.

"Seriously?"

"Sure."

Benar saja, Steven mengajakku berkeliling Universal Studio. Ia memang banyak bicara jika aku membuat video dengannya. Tidak seperti Rey yang benar-benar seperti es. Terkadang, Steven yang memegang kameranya.

"Steven, I have to go back to hotel because there's big announcement for me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Steven, I have to go back to hotel because there's big announcement for me."

"Wish you luck."

"Thanks."

Aku dan Steven kembali ke hotel. Karena aku merasa lelah, aku tertidur selama perjalanan.

"Fandra, we're arrived." bisik seseorang di telingaku.

Aku bangun dan menyadari jika aku tertidur di pundak Steven sedari tadi.

"Ini kameramu."

"Thanks for today, Steven. Aku tidak tahu kapan kita bisa kumpul lagi. Like before." kataku.

"I'll be back to Indonesia, Fandra. Kita masih bisa bertemu, bukan?"

Aku hanya mengangguk.

"See you, Steven."

"See you, Fandra."

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang