day 23

180 22 3
                                    

Aku hanya perform saat opening dan setelah itu aku bisa bergabung dengan Vanya dan yang lainnya. Aku bersiap naik ke atas panggung dengan gitarku. Crew memberiku ear monitoring supaya telingaku bisa mendengar musik yang diputar dengan jelas.

Aku naik ke atas panggung dengan jantung berdebar. Ini pertama kalinya aku bernyanyi di depan ratusan orang. Langkah demi langkah terasa cepat. Aku sudah berada di tengah panggung. Aku duduk di kursi yang disediakan. Jujur, tubuhku bergetar.

Aku melihat ke arah samping kananku, yang mana jalan menuju backstage. Seseorang tersenyum mengacungkan kedua jempolnya. Niall. Aku hanya mengangguk.

Aku membenahi letak mic supaya pas di hadapanku. Aku tak menggunakan pick gitar karena ada bagian finger style. Aku mulai memetikan gitarku. Semua mata tertuju kepadaku seketika. Aku menarik napas supaya suaraku tidak bergetar saat bernyanyi. Kulanjutkan petikan gitarku dan mulai bernyanyi. Aku menyanyikan lagu Hollow dari Tori Kelly.

Vanya, Steven, dan Rey berada tepat di depan panggung. Vanya siap dengan kameranya.

Penonton ikut bernyanyi dan merekam aksiku bernyanyi dengan kamera. Setelah bagian bridge, penonton bertepuk tangan saat aku bernyanyi tanpa iringan gitar. Saat aku mencoba menguatkan suaraku untuk high notes, penonton berteriak dan bertepuk tangan keras. Aku menyelesaikan lagu ini dengan baik.

Aku menaruh gitarku di standing guitar tak jauh dari tempatku duduk. Ada crew yang menurunkan kursi yang baru saja kududuki dari atas panggung. Aku melepas ear monitoringku.

"Ok. For my last song, I'm with Sierra." kataku menunjuk Sierra.

"And this is Lush Life."

Penonton langsung berteriak saat Sierra memainkan musiknya. Ia membuatnya tak jauh berbeda dengan versi aslinya. Aku memasang kembali ear monitoringku. Saat intro, aku mengajak penonton bertepuk tangan sesuai ketukan.

Aku melepas mic dari standing mic saat tepukan tangan selesai. Aku bernyanyi dan berjalan mengelilingi panggung. Ada 4 dancer yang mengiriku. Aku mengikuti beberapa koreo.

Setelah selesai dengan urusan perform, aku turun bersama Sierra ke belakang panggung.

"Good job, Fanda, Sierra." ujar Niall.

"Thank you." kataku tersenyum.

"Vanessa, can I join with my friends in the crowded?" tanyaku saat Vanessa melewatiku.

"Sure."

"See you in the crowded, boys!" seruku meninggalkan backstage.

Aku mencari keberadaan Vanya dan yang lainnya.

"Are you Fandra?" tanya seorang gadis di hadapanku.

"Yeah."

"Can we take a picture?" tanyanya.

"What? Sure." kataku terkejut.

"Thank you. Love your performance by the way." ujarnya setelah berfoto denganku.

"Thanks." kataku.

"See you-"

"Gia." ujarnya.

"See you, Gia." kataku.

Aku terkejut saat seseorang menepuk kedua pundakku. Aku menengok ke arah kanan dan mendapati Steven.

"Have fans right now?" tanyanya.

"Of course I have. So many people following me and Vanya." kataku memutar mata.

"C'mon, Vanya sama Rey berduaan di sana. Bahaya kalau dibiarin berdua." kata Steven.

"Kau kira kita tidak berdua?" tanyaku.

"Kalau kita, kan, beda."

Aku hanya mengerutkan dahi.

"Ayo." Steven menarik lenganku.

Kami berdua menyelinap ke barisan paling depan. Penampilan demi penampilan berlalu. Petang pun mulai menjelang. Acara hari ini ditargetkan selesa jam 9 malam.

Penampilan Jessie J dimeriahkan dengan lampu flash kamera penonton. Ini membuat festival ini terdengar khidmat. Entah kenapa, setiap mendengar lagu Flashlight yang dinyanyikan secara bersama, membuat hatiku bergetar.

Di akhir acara, One Direction akan membawakan lagu Live While We're Young. Penonton ikut bernyanyi bersama. Dan saat bagian reff, semuanya melompat. Aku dan Vanya yang berdiri di barisan depan melompat dan bernyanyi heboh. Tangan kami diacungkan ke atas.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang