day 35

172 22 6
                                    

Setelah kemarin kami puas berkeliling di Madame Tussauds, aku mengubungi Rey dengan setumpuk tugas di emailku. Beberapa sudah kuselesaikan karena aku bisa mengerjakannya sendiri.

"Rey, kau harus membantuku mengerjakan tugas ekonomiku."

"Selama 2 tahun di kelas sosial dan kau selalu tidak mengerti ekonomi. Payah."

"Jangan meremehkanku."

"Baiklah, mana yang kau tak mengerti?"

"Semuanya. Kau tahu bukan jika aku tak mengerti satupun pelajaran ekonomi karena Pak Ryan selalu mengomeliku dengan nilaiku yang seadanya."

"Tak ada satupun yang otakmu cerna? Untuk apa kau selalu masuk ke kelas Pak Ryan jika tak ada hasilnya?"

"Kalau begitu aku tak akan masuk kelasnya lagi."

"Kau tidak akan lulus dengan absenmu."

"Ayolah, di sini sudah jam 12 malam. Kau membuat waktu bergadangku sia-sia belum lagi karena besok siang aku harus berangkat ke Amerika."

"Baiklah. Tak usah marah seperti itu. Kau ke Amerika untuk apa?"

"Hanya mendatangi acara. Cepatlah ajarkan aku. Tugasku yang lain masih menumpuk."

"Aku yakin jika nilaimu membaik setelah kuajarkan Pak Ryan akan memilihku menjadi tutormu."

"Boleh juga. Daripada aku harus setiap hari mendengar omelan guru baru itu."

Rey mulai menjelaskan semua pelajaran. Hey, aku merasa pintar setelah mendengar materi yang dijelaskan Rey.

"You make me smart, Rey!"

"Kau saja yang tak mengerti selama ini."

"Memang. Baiklah, aku sudah mengantuk. See you in three days bro!" seruku memutuskan sambungan skype.

*****

Setelah mengalami perjalanan yang cukup panjang, kami diharuskan pergi ke studio setelah check in hotel.

"NEW YORK!!!" seruku berbaring di kasur.

"C'mon girls!" seru Vanessa.

Astaga, tak bisakah aku beristirahat sejenak saja? Aku baru saja mengistirahatkan punggungku, namun Sierra malah menarik tanganku.

Saat aku masuk ke dalam mobil dan duduk, aku langsung memejamkan mataku. Aku sudah tak peduli lagi. Aku lelah. Walaupun aku sangat ingin melihat keadaan kota New York.

Aku mengerjapkan mata dan mendapati diriku sedang digendong seseorang. Aku mendongak dan mendapati Niall.

"Niall? Can you get me down?" tanyaku.

"You awake?" ia menurunkanku.

"Why everyone doesn't wake me up when we're arrived?"

"You look so tired and we don't want to offend your sleep."

"Then, thank you for carrying me."

"Urwell."

Kami briefing sebentar sebelum acaranya dimulai. Aku, Roni, Lisa, dan Sierra masuk ke studio setelah break. Aku dan yang lainnya menunggu di backstage.

Jantungku berpacu saat kami dipersilahkan masuk ke dalam studio. Roni yang berjalan pertama. Ada kursi yang di sediakan di belakang sofa yang the boys duduki.

"We have four amazing girls in here. Who are you, guys?" tanya James.

"We're lucky directioners who can join with the boys in the new album." jelas Roni.

"I heard, one of you is a youtuber. Franda?"

"It's Fandra." kataku.

"Oh, sorry. How old are you?"

"I'm 18."

"Look, this girl not talk too much. I love it." ujar James.

Aku hanya terkekeh.

"She is the type of girl who talk too much." balas Niall.

"How did you know about that?" tanya James.

"Bacause while we're in the same car, we have some conversation and she's really comfortable for me to sharing something." ujar Niall.

Kami mengobrol ngalor-ngidul sampai acara ini selesai. Kami mengikuti games melawan the boys. Karena kami directioners, kami bermain seperti cerdas cermat, tapi pertanyaannya seputar One Direction. Dan ya, tim kami yang menang.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang