day 5

294 37 0
                                    

Karena aku dan Vanya sedang berbahagia dengan keberhasilan kami kemarin, hari ini aku membuat vlog untuk final test kami di Indonesia. Panitia memilih hari ini supaya mereka tidak harus menunggu hari libur di minggu selanjutnya. Itu hanya mengulur waktu.

Aku, Vanya, Hanna, Khaila, dan Noreen dipersilahkan masuk ke dalam ruangan yang kemarin menjadi ruangan tes kami. Kudapati Mikha Angelo, Yovie Widianto, dan Bens Leo duduk di kursi seperti akan menjadi judges kami.

"Seperti yang kalian liat, di sini sudah ada Bens Leo, Yovie Widianto, dan Mikha Angelo. Mereka yang akan menilai lirik yang kalian buat hari ini." jelas Mbak Dinar.

Baiklah, aku merasa minder kali ini dengan lirik yang kubuat. Mereka merupakan orang yang ahli dalam musik di Indonesia.

"Sekarang, mereka akan menilai lirik yang kalian buat dan mendiskusikan apakah salah satu dari kalian pantas untuk mewakili Indonesia atau tidak. Kalian bisa menunggu di luar ruangan." lanjut Mbak Dinar.

Kami menunggu di sini sekitar 2 jam. Dan kalian harus tahu jika aku menahan lapar. Aku hanya membawa air mineral dari rumah. Vanya hanya memainkan ponselnya sedari tadi.

Aku memutuskan menyalakan kameraku kembali melanjutkan vlog yang tertunda.

"Hi, now we're on waiting room, maybe. It's been two hours we're waiting in here. And inside the room there is Yovie Widianto, Bens Leo, and Mikha Angelo. They're our judges. It's Noreen, say 'hi' Noreen!"

"Hi!" sapanya.

"It's Hanna and Khaila. Hi, guys!"

"Hi!" balas mereka melambaikan tangan.

"And this is the laziest girl in here. She only plays her phone and not doing anything. Vanya, what are you doing?" tanyaku.

"Watch some video about Exo and not trying to offend other people." ujarnya sarkas.

Vanya memang multifandom. Ia menyukai One Direction, Exo, Little Mix, Cnblue, Bts, bahkan ia menyukai hal yang berbau vampire. Ia suka menonton serial luar negeri yang berbau vampire. Sedangkan aku suka membaca fanfict yang berbau mistis.

"Bersiaplah, kalian akan segera masuk." ujar Mbak Dinar.

"Ok, guys. We have to go now. And we'll finish this video later."

Kami kembali masuk ke dalam ruangan. Tentu aku sangat gugup karena inilah final kita di Indonesia.

Mas Yovie dan juri lainnya mengomentari lirik buatan kami. Dan mereka tidak mengomentari milikku pertama. Mereka mendahulukan Vanya.

Karena ada beberapa jenis alat musik di sini, mereka diuji bernyanyi atau bermain alat musik yang ada di sini. Yang mengejutkan, Khaila hanya bisa bernyanyi.

"Fandra Isla Samantha." gumam Mas Yovie.

"It's Ailaa."

"Ok. Lirikmu lain dari yang lain. Kau tahu? Walaupun ketiga lagumu menggunakan bahasa Inggris, tapi kami bisa memahami isinya dan merasakan apa yang kau maksud di lagumu." komentar Mas Yovie

"I love your lyrics, Fandra." tambah Mikha.

"Menurutku, ini genre lagu yang mereka inginkan. Lagumu bisa menjadi pesaing di industri musik tahun ini." komentar Mas Ben.

"Berapa lama kau menyelesaikan ketiga lirik ini?" tanya Mas Yovie.

"Dua minggu. Tapi keseluruhan lirik itu sebenarnya sudah ada coretannya di notesku. Seperti puisi. Aku hanya memperbaikinya." jelasku.

"Kau menulis puisi sejak kapan?" tanya Mas Yovie lagi.

"14 tahun."

"Alat musik apa yang bisa kau mainkan?" tanya Mas Yovie lagi.

Jujur pertanyaan yang ditanyakan Mas Yovie selalu ingin membunuhku.

"Gitar, Piano, dan beberapa alat musik perkusi. Dan aku bisa bernyanyi walaupun suaraku tak begitu meyakinkan."

"Tunggu, apa aku pernah melihatmu di suatu tempat?" tanya Mikha.

"Kau Fandra. Oh, dan temanmu bernama Vanya. Apa Vanya ada di sini?" tanya Mikha.

Vanya mengacungkan tangan kanannya.

"Mas, mereka berdua ini youtuber. Mereka terkadang mengcover lagu. Menurutku, kemampuan bermusik mereka bisa menyaingimu."

"Buktikan." ujar Mas Yovie.

Aku memilih memainkan piano terlebih dahulu. Dan mengakhiri dengan bernyanyi dan bermain gitar. Aku menyanyikan lagu Summer Love. Mas Yovie dan juri lainnya bertepuk tangan.

"Kami memilihmu Fandra Isla Samantha."

Kata-kata Mas Yovie sungguh membuatku lemas seketika. Aku yang masih memegang gitar tak mampu untuk berdiri.

"Bakat bermusikmu bisa dikembangkan jika kami memberimu kesempatan." ujar Mas Yovie.

Peserta lainnya mendekat ke arahku dan memelukku yang masih mematung karena terkejut.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang