Meski harus begini, aku tak akan banyak bicara lagi. Kalau memang harus begini, aku akan diam. Alur yang sudah ada, bukankah seharusnya tinggal ku ikuti saja?
Ya. Apa yang aku miliki sekarang, harus kujaga dan aku genggam erat. Meski menyakitkan, kadang tersisihkan, tapi aku harus mendengarkan. Karena ... hanya itu yang kupunya.
Kaktus sekalipun, makhluk berduri, gores sedikit saja akan memunculkan darah, tak apa. Aku masih bisa mengobatinya. Aku masih bisa mengatasinya dengan tanganku sendiri.
Tidak apa.
Tidak perlu menatapku dengan pandangan kasihan.
Aku hanya ingin berada di tempat yang aku suka, yang aku harapkan.
Walaupun ... tempat itu tidak pernah menginginkanku.
Tidak pernah.
Tak apa.
28 Juni 2015

KAMU SEDANG MEMBACA
Pelepas Rasa 2
PoesiaAkhirnya pun, hanya, selalu, dan kutumpahkan pada kata dan kata tentang rasaku. Copyright 2016 by Aksara- //Manikdewi. #214 Poetry on 10/6/17 #164 Poetry on 15/6/17