Jangan Tinggalkan Aku

269 9 0
                                        


Mundur, meski itu hanya selangkah, jangan. Hentikan. Tatap mataku, berhentilah meski bibirku berkata pergi. Eratkan genggaman tanganku meski kuhempaskan berulang kali, sesungguhnya bukan itu yang ku mau. Permintaan basi tetapi ketakutan ini lebih menohok hati. Aku tidak mau sendiri. Tidak pernah.

Punggung-punggung itu berlari menjauh lalu tidak berbalik lagi. Aku tidak suka itu. Mereka tinggal memberikan kenangan, lalu pergi dan meninggalkan memori itu padaku. Seorang diri. Bukan ledakan bahagia yang membuncah dada, tapi rintik tangis yang mengurai dari mata. Kenangan-kenangan itu menyesaki pikiranku, aku terhimpit di tengah kesakitan. Salahku tidak menghentikan. Realita saja, bukankah lebih sakit bila yang kau harapkan tidak ingin tinggal?

Jangan katakan. Jangan berkata seperti itu padaku. Jangan mengucapkankan salam perpisahan, selayaknya pergi menjadi tidak kembali. Aku lebih suka sampai jumpa, biar waktu yang mengatur pertemuan kita lagi. Kapan? Biar kupikirkan. Mungkin ... hingga sampai jumpa berubah menjadi tak kembali juga? Ah, aku benci. Mereka tidak ada bedanya.

Lalu, apa? Bagaimana?

Aku ketakutan. Bagaimana kalau lebih banyak punggung yang berlari menjauh dariku? Bagaimana kalau gelap terus mengejarku hingga terang memilih meninggalkanku? Kumohon, jangan lakukan itu padaku. Meski aku terlihat tidak peduli, tapi tubuhku bergetar hebat. Meski aku membutakan mata, ada setumpuk air yang siap tumpah ketika kelopak mata ini bergejolak. Aku menahannya. Selalu menyembunyikannya.

Ketakutanku mungkin tak beralasan. Tapi hanya satu permintaanku; jangan tinggalkan aku. Jangan biarkan aku berjalan seorang diri. Aku mohon.

Pelepas Rasa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang