Aku kehilangan, emosi dan ekspresi. Tulang tangan beku, otak pun jadi kaku. Bergeming, berpikir sampai nyeri. Mengais-ais sastra kini. Namun tak jua tergerak hati.
Senja habis petang menutupi. Sudut pandang terpaku pada lembaran putih. Tiada noda, terlalu bersih. Dan hal itu makin membuat frustasi.
Ini tentang durasi! Mana boleh kata berhenti! Belum juga kalimat, klausa saja tidak jadi! Gamang, peluh banjiri badan.
Kemana perginya ia? Harus kucari kemana lagi? Matahari, bintang, daun, bahkan semak dan belukar aku tanyai. Mereka bisu tak mau menjawab. Biarkan aku ratapi cerita tanpa akhir.
Kemana larinya inspirasi?
//14 Juli 2016//
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelepas Rasa 2
PoezjaAkhirnya pun, hanya, selalu, dan kutumpahkan pada kata dan kata tentang rasaku. Copyright 2016 by Aksara- //Manikdewi. #214 Poetry on 10/6/17 #164 Poetry on 15/6/17