Depresi

316 10 2
                                    


Raungan tidak wajar, juga tanpa henti dikumandangkan

Isak tangis, meracau kasar dan penyesalan

Kenapa? Ada apa?

Mungkin karena hari ini hujan belati

Rasa yang paling dipendam membusuk dan tidak lagi terobati

Menyerahkah? Tak kuat kah?

Bahkan rintihan ini juga disembunyikan, lalu berakhir dengan kepura-puraan yang sama

Tidak lelah kah?

Mungkin, tumpukan kecewa dan amarah sudah melewati batas

Hingga frustasi menghakimi diri, lalu tak lagi bisa mengendalikan raga

Mungkin, ini dinamakan pelampiasan dari kesakitan

Depresi jiwa yang terkukung dalam rasa yang benar-benar patah

Tapi, bila pada akhirnya harus bertopeng lagi, untuk apa kutangisi hari ini?

Kenapa tak biarkan semakin busuk dan menggeroti batinku hingga infeksi? 


Depresi. Depresi. Depresi. 


Menangis darah hingga perih mataku kini

Apa yang aku lakukan?!

Tidak waras!

Menyalahkan diri, orang lain, semuanya, dan aku mengatakan benci

Mungkin benar, depresi mulai merenggut diri, aku melupakan diri

Tapi, lihatlah esok hari, tidak lagi sembab, tidak lagi merintih

Semudah itu untuk berubah


Ah. Benar-benar ini depresi.


//14 Sept 2016//

Pelepas Rasa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang