Berlarilah selayaknya angin, meski kamu takkan pernah sama sepertinya.
Tersenyumlah selayaknya matahari,
meski takkan selamanya.Dan... tenanglah selayaknya awan putih,
meski kamu tak akan setenang dia.Terjang saja,
Ambil langkah siaga
Bukan fiksi tapi kamu tahu,
Sayap tak kasat mata itu akan bangkit di punggungmuLarimu mungkin tak sekuat angin,
Kamu mengejar hampa untuk lari dari duka
Pikiranmu satu; pergi dari derita
Tapi tujuanmu itu... tak ada.Senyummu tak secerah matahari,
Lengkung itu kau bentuk untuk menipu
Kamu mendustai dirimu sendiri
Untuk apa?Tak ada riak di wajahmu
Terlalu tenang, orang-orang bilang hidupmu tak rusuh
Nyatanya? Gelisahmu sudah bergumul
Mengapa tak kamu bagi?Setidaknya, ubah lemahmu itu
Jatuh bukan berarti tak bisa bangkit lagi
Sakit bukan berarti tak bisa diobati
Rangkai tujuanmu menjadi artiTak harus lari untuk menghindari luka. Berlarilah untuk mengejar angan atas dasar luka yang diberi. Maka, kamu akan berkobar dan kuat.
Tak harus tersenyum untuk tutupi kesedihan. Bila sesak, tumpahkanlah. Tak peduli lelaki atau wanita, bukannya kita manusia biasa yang boleh saja menumpahkan airmata? Setelah itu, kamu akan lega. Lihatlah matahari, tersenyum, bebanmu akan hilang, dan lengkung itu tak lagi kebohongan.
Berbagi aksara, banjirilah aku dengan kata, hilangkan gelisah dengan cerita. Kamu tahu kita makhluk sosial, apa kamu bisa memendamnya terlalu lama? Setidaknya, padaku, kamu bisa percaya.
Terjang saja,
Jadikan lemahmu kekuatan
Kepakan sayapmu, tembus saja mendung di megaHidupmu miliki tujuan, kamu memiliki angan dan cita.
Siap?
//16 Juni 2016//
#bijakontheway
#efeknontonSAO
#manikteguh😂😂😂

KAMU SEDANG MEMBACA
Pelepas Rasa 2
PoezjaAkhirnya pun, hanya, selalu, dan kutumpahkan pada kata dan kata tentang rasaku. Copyright 2016 by Aksara- //Manikdewi. #214 Poetry on 10/6/17 #164 Poetry on 15/6/17