Chapter 3 - Memories

1.4K 158 5
                                    

Aku menjajakan kaki memasuki sekolah menengah pertama tempat aku menimbah ilmu dulu. Sekolah ini tidak banyak berubah namun ada sebagian yang di renovasi dan dicat ulang sehingga timbul kesan baru dan asing ketika aku melihatnya. Aku terus melelusuri koridor sekolah, melewati beberapa kelas yang kosong. Hari ini akhir pekan. Anak muda kebanyakan pasti menghabiskan waktunya di mall, cafe ataupun tempat tongkrongan lainnya, tapi kali ini aku memilih menghabiskan waktu di junior high school, aku hanya ingin mengumpulkan beberapa kenangan yang mungkin sempat terlupakan olehku.

Aku ingat sekali jaman dulu lelaki di setiap sudut sekolah ini berbondong-bondong menggandrungi aku, ah aku jadi senyum-senyum sendiri mengingatnya. Setiap hari pasti selalu ada moment yang menyenangkan, sebagai wanita terpopuler tentu saja itu wajar dialami bukan? Tapi entah kenapa setelah lulus dan melanjutkan ke senior high school, kehidupanku bisa dibilang berubah. Memang sih aku masih termasuk yeoja yang diincar-incar oleh setiap lelaki, tapi entah kenapa semua hanya sesaat tanpa memberi waktu.

Aku berhenti tepat di depan kelas 3-1 , kelas di mana aku menuntut ilmu di tahun terakhir. Aku masih ingat seluk-beluknya, aku juga masih ingat ketika Daehyun si kapten basket mencuri-curi pandang padaku dari luar sini, semua wanita bahkan iri padaku. Bangunan sekolah inilah yang menjadi saksi bisu betapa populernya aku dulu sewaktu SMP.

Aku melanjutkan menelusuri koridor sekolah, mataku terhenti pada papan nama kelas yang bertuliskan 2-3. Ya, ini adalah kelasku ketika ditahun kedua. Kelas ini bukan sekedar kelas untukku memperoleh ilmu, tapi di sini aku mendapat pengalanan yang arg sulit ku jelaskan, kalau diingat-ingat aku rasanya mual dan pengen muntah, itu karena pertama kali aku tau dan kenal si cowok aneh itu, Kim Jongin. Tingkah dan penampilannya masih tepatri di dalam otakku, ketika ia menggunakan kacamata bulat nan tebal, kemudian celana yang ia kenakan melebih batas pinggangnya, rambutnya yang berminyak, tubuhnya yang kurus ceking, muka kusam dan berjerawat, ya ampun. Aku bahkan tertegun dan bergidik jijik ketika tau dari teman-teman kalau dia menyukaiku, dan untuk pertama kalinya pula aku tidak merasa bangga disukai oleh seorang pria sepertinya. Ya aku hanya ingin kau tau dulu aku sangat berlebihan. Tapi kenapa hanya hal buruk semacam itu yang aku ingat mengenai dia?

Jongin adalah satu-satunya lelaki yang hmm bisa dibilang kurang dipandang keberadaannya? Bisa dikata dia hanya siswa yang beruntung bisa lulus tes seleksi mengalahkan ratusan orang untuk masuk ke sekolah ini. Untung dia punya otak yang cerdas yang bisa sedikit menutupi banyaknya kekurangannya. Tapi tetap saja dia tidak dipandang sebagai teman oleh kami, tapi sebagai alat alternatif kami dalam menyelesaikan tugas sekolah.

"Nona?" aku terperanjat ketika seseorang tiba-tiba memegang pundakku dan menegur tepat di samping telingaku.
Perlakuannya yang secara tiba-tiba itu hampir membuatku terserang penyakit jantung.

"Ya?"

"Nona sedang apa di sini?"

Dari tinggah lakunya aku sudah bisa menebak perempuan ini guru atau pengurus baru di sekolah ini. Lihat saja dari caranya meresponku, dia tidak bertingkah sedang mengenali yeoja yang paling populer di sekolah ini... Dulunya.

"Ah, Anda sedang bekerja?" tanyaku tanpa menjawab pertanyaannya seraya memperhatikan penampilannya yang lumayan rapi. Sudah pasti dia seorang pegawai di sini. Tapi apa mungkin mereka datang di hari libur seperti ini? "Saya alumni." sambungku kemudian.

Wanita muda itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, ia masih menatapku bingung atas keberadaanku di sini.

"Ada yang ingin kau cari di sini?" tanyanya lagi.

Aku terdiam, sebenarnya tidak ada. Aku hanya ingin mengunjungi sekolah lamaku dan mengumpulkan kembali memoria yang sempat tertumpuk oleh kenangan buruk di masa SMA. Tapi setelah dipikir-pikir mungkin aku bisa dapat informasi dari sini bukan? Terlebih lagi wanita ini pekerja baru di sini, bukankah keliatannya mudah untuk mengorek informasi darinya?

(Damn!) Curse?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang