Chapter 11 - His Friend

938 118 6
                                    

Cahaya matahari menusuk wajahku, membuat aku risih. Perlahan namun pasti aku mulai membuka mata dan mengerjapkan mataku. Ah yang benar saja, aku tertidur menghadap pentilasi kamar kecil yang kami sewa semalam, wajar saja sinar yang berasal dari matahari itu tepat menubruk wajahku hingga masuk ke dalam bola mata.

Aku merentangkan kedua tangan ke atas, menggeliat untuk menghilangkan pegal dan kaku akibat semalaman terkulai. Kulihat ke samping Min Ah sudah tidak ada. Ya ampun, pagi ini kan kami harus segera membeli tiket bus. Aku buru-buru bangun dan tiba-tiba Min Ah membuka pintu kamar.

"Ha Young-ah, ayo cepat bersiap-"

"Aku sudah tau, ini aku juga baru mau mandi." selaku sambil mengambil pakaian ganti.

"Baiklah lakukan dengan cepat, Kim Bum menunggu kita di luar."

"Oke- AAPAA?! KENAPA?" pekikku sembari berbalik menghadap Min Ah.

Aku lebih lagi terperanjat ketika melihat Kim Bum sedang bersandar pada badan mobil sedannya melalui kaca jendela. Buru-buru aku mengatup gorden jendela agar ruangan ini tidak terekspos dari luar. Gila, kenapa lelaki itu ada di sini?

"Katanya kita akan berangkat dengan kereta, dia sudah mencari tiket kereta yang murah seharga dengan bus."

"Ternyata Kim Bum punya banyak relasi." lanjut Min Ah sambil berbisik lalu ia terkekeh geli.

Well, tapi kenapa dia mesti repot-repot mencari tiket kereta kalau kami bisa naik bus? Aku ragu kalau Kim Bum itu manusia, kenapa dia bisa menjadi sosok sebaik ini? Karena kami teman Jongin? Oh ayolah, bahkan dia tidak tau sejauh apa aku dengan Jongin, ini sudah berlebihan.

"Ayo cepat Ha Young!" paksa Min Ah sambil mendorong tubuhku masuk ke kamar mandi.

Aku menghela nafas dan menurut saja pada Min Ah. Setelah lebih kurang setengah jam aku dan Min Ah bersiap, kami menghampiri Kim Bum yang duduk di bangku depan toko sambil menjilati es krim tangkai. Sekedar informasi, setengah jam adalah rekor pertamaku dalam kategori bersiap-siap paling cepat. Aku biasanya menghabiskan satu sampai dua jam untuk bersiap sebelum pergi kencan, eh maksudku kencan dengan mantan pacarku terdahulu, lagi pula ini bukan kencan Ha Young!

"Kalian mau makan es krim dulu?" tanya Kim Bum seraya menunjukkan es krimnya pada kami.

Aku dan Min Ah saling pandang, "Ah, maksudku ambil es krim yang baru yang sepertiku ini." sambungnya sambil cengengesan.

"Ah ne ne ne, terima kasih tapi kita tidak perlu makan es krim." jawabku sekenanya.

"Baiklah, ayo kita pergi." ujar Kim Bum sebelum ia melahap habis es krim tangkainya lalu melempar tangkai es krim ke dalam kotak sampah di sebelah bangku panjang itu.

Sebelum pergi aku dan Min Ah berpamitan dan mengucapkan terima kasih kepada Ahjumma pemilik toko kelontong ini, meskipun ruangannya kecil tapi nyaman untuk ditinggali selain itu biaya yang ekonomis untuk anak sekolah seperti kami.

"Omong-omong kita mau jalan-jalan ke mana, Kim Bum-ssi?" tanya Min Ah sambil mengenakan sitbeltnya.

Jalan-jalan? Itu baru saja yang dikatakan Min Ah.

Jalan-jalan..

Jalan-jalan..

Kenapa aku lambat sekali menangkap impuls ya?
Astaga, apa maksudnya jalan-jalan? Bukannya kita akan ke stasiun kereta?

Aku menautkan kedua alisku, menatap curiga pada Min Ah dan juga Kim Bum, "Hei, tunggu. Jalan-jalan apa maksudnya?" tanyaku bingung.

"Ah, Kim Bum mau mengajak kita berkeliling Daegu, Ha Young."

(Damn!) Curse?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang