Chapter 23 - Choice

521 66 5
                                    


Melegakan. Kuakui perasaanku sedikit lega.

"Terima kasih, Chanyeol." ucapku sebelum membuka pintu mobil.

Aku tidak mengira sebelumnya kalau aku akan pulang hanya berdua dengan Chanyeol di dalam mobil. Karena kami mampir ke cafe CY, MinAh dan Nami diantar pulang lebih dulu karena rumah mereka dekat dari lokasi cafe.

Sepanjang perjalanan ke rumahku, hening menyelimuti kami. Tidak banyak hal yang kami obrolkan. Chanyeol memilih menghidupkan radio sedangkan aku hanya diam sembari menatap keluar jendela.

We don't talk anymore
We don't talk anymore
We don't talk anymore
Like we used to do

We don't love-

Sebuah lagu menggema di dalam mobil, tidak lagi sampai Chanyeol buru-buru mengganti channel radio.

"Ah, kebetulan aku tidak menyukai genre lagu itu," kata Chanyeol sembari mengelus tengkuknya.

Aku hanya mengangguk-anggukkan kepalaku. Lagi pula aku tidak tertarik lagu berbahasa Inggris karena aku tidak pandai bahasa Inggris.

"Kemarin kau menemui Yixing? Anni, maksudku Jongin." tanya Chanyeol kemudian.

Aku menoleh padanya dengan sedikit terkejut, pikiranku jadi bertanya-tanya sejauh mana Jongin memberitahu Chanyeol mengenai obrolan kami kemarin. Menurutku urusan aku dan Jongin bukanlah hal yang pantas dibicarakan dengan orang lain, meskipun mereka bersahabat sekalipun. Karena akan terdengar sangat konyol.

Pandangan Chanyeol tetap lurus ke depan meskipun sekarang aku menatapnya. Saat ini aku percaya diri menunjukkan wajahku sepenuhnya pada Chanyeol. Sekarang mukaku bukan lagi yang terpenting, yang aku ingin tahu sedalam mana dia menyelami urusanku dengan Jongin.

"Seberapa banyak Jongin memberitahumu?" tanyaku yang membuat Chanyeol menoleh sekilas.

"Tidak ada, aku hanya menebak. Ternyata benar." dia tertawa singkat membuatku menghela napas lega.

Aku mendengus geram untuk diriku sendiri, aku sering berpikir yang buruk dan ternyata selalu tidak seperti yang aku pikirkan. Apa ini yang dikatakan paranoid?

"Lupakan." jawabku malas.

Chanyeol tidak menggubris lagi, dia mematikan radionya lalu menyalakan vcd playernya. Sekarang giliran musik bergenre rap menggema di dalam mobil. Kulirik deretan CD yang ada di dalam mobil, rata-rata CD musik dari rapper terkenal. Jadi dia menyukai jenis musik seperti ini?

Aku mengangguk, pantas saja, selaras dengan sifatnya.

"Kalau kau tidak suka tutup telinga saja," titah Chanyeol.

Well, sekarang aku mencium bau menyebalkan dari Chanyeol yang mulai terkuak lagi.

"Anniyeo, aku suka." balasku dengan cepat.

Sebenarnya aku lebih menyukai jenis musik yang lembut seperti musik jazz, tapi aku juga tidak membenci rap. Lakukan apa saja yang dia mau, aku tidak tertarik mengomentarinya.

"Jadi... Apa rencanamu?" tanya Chanyeol setelah beberapa menit kami saling diam.

Aku mengangkat sebelah alisku dan menatap Chanyeol bingung, aku tidak cepat mengerti rencana apa yang dimaksud olehnya.

"Mwoya?"

"Bukannya selama ini kau mencari keberadaan Jongin? Sekarang setelah bertemu dengannya, apa rencanamu?" katanya memperjelas pertanyaannya.

Aku menatap lurus ke depan. Kalau ditanya seperti itu, sebenarnya aku juga bingung harus menjawab apa. Tujuan utamaku mencari Jongin untuk menghentikan kutukanku. Tapi Jongin sendiri tidak bisa membantuku sama sekali, jadi aku tidak punya rencana yang jelas.

(Damn!) Curse?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang