Semilir angin tak segan melayangkan rambut ikal sepunggung milikku yang aku urai sejak tadi siang. Tak ada pergerakan lain selain sesuatu yang bisa digerakan oleh angin. Aku diam dan dia juga diam. Tatapannya tepat jatuh di mataku.
Tangannya ia selipkan di dalam saku celana panjangnya menambah kesan manly dan cool pada dirinya. Matanya menatap lekat ke arahku. Perasaan buruk mulai menghantuiku, ah aku tau perasaan apa ini. Aku sudah hafal apa yang akan terjadi.
Sejak tadi siang, kami berdua menghabiskan waktu sampai sore di sepanjang jalan Kota Seoul. Kau tau, kami hanya jalan-jalan, makan dan minum lalu berakhir di pinggir Sungai Han, tidak ada hal spesial lainnya, tidak ada chemistry sama sekali. Aku tidak tau mengapa hubungan kami tiba-tiba berubah. Setauku satu minggu belakangan ini hubungan kami baik-baik saja, malah bisa dibilang tak ada masalah apapun.
Tiba-tiba tiga hari yang lalu saat kami sedang berdua di bianglala handphonenya berdering, dia mengangkat tangannya ke arahku mengisyaratkan aku untuk diam sebentar, aku tersenyum dan diam sampai dia memasukkan kembali handphonenya ke dalam saku celananya.
Aku penasaran dan bertanya siapa yang menghubunginya sampai ia harus tersenyum-senyum pada lawan bicaranya itu, well bukankah itu hal wajar yang seseorang lakukan sebagai pacar? Dia bilang hanya teman, tapi aku yakin aku mendengar suara perempuan cekikikan dari spiker handphonenya, namun ia tetap bersikukuh mempertahankan pernyataannya.
Sepuluh menit di atas bianglala hanya dihabiskan untuk melihat pemandangan Seoul dari atas, mengobrol pun hanya sedikit dan sekenanya saja. Sepulangnya dari sana semua berubah, termasuk dengan tatapannya saat ini kepadaku, tatapan lelah atau kecewa? Entahlah.
"Ha Young-ah, mari kita sudahi hubungan ini."
Jantungku berdegub kencang, ini memang bukan pertama kali aku mendengar kata itu dari mulut lelaki. Tapi haruskah aku menerima ucapan seperti itu lagi setelah banyak berharap? Kenapa mereka melakukan ini padaku?
"Kau terlalu posesif, Ha Young." ucapnya seakan menjawab kata hatiku.
Ok, aku kehabisan akal kali ini. Aku terima bila dia mau memutuskan hubungannya denganku. Aku pasrah, tidak ada yang bisa aku perbuat, sekeras apapun aku bertahan, toh pasti ada sesuatu -apapun itu- yang akan merobohkan pertahananku begitu saja.
"Kita bisa tetap menjadi teman, aku senang bisa mengenalmu."
Aku tersenyum hambar, sudah ku bilang kan aku sudah tau apa yang akan terjadi, termasuk kata-kata yang ingin ia ucapkan aku sudah bisa menebak.
Aku hanya mengangguk tanpa bersuara sedikit pun lalu berbalik dan langsung meninggalkannya. Tidak ada salam perpisahan ataupun pelukan terakhir. Lelaki itu tidak mencegatku, dia membiarkan aku melangkah jauh dan lebih jauh sampai menghilang dari hadapannya. Well, ternyata inilah akhir hubungan kami yang sudah kami jalani satu minggu lamanya.
Hubungan aku dan Kim Jongdae sudah berakhir sampai di sini.
- To Be Continued -
KAMU SEDANG MEMBACA
(Damn!) Curse?!
FanficApa jadinya wanita cantik nan populer terkena kutukan sejak usianya 15 tahun? Semua berawal saat lelaki aneh teman satu sekolah Ha Young mendatangi acara ulang tahunnya. Namun tidak disangka lelaki itu datang membawa kutukan untuk Ha Young dan kemud...