Mataku jadi berbinar-binar. Dari pertanyaannya aku bisa menyimpulkan bahwa dia adalah Jongin, dia Kim Jongin karna reaksi terkejutnya ketika setelah dua tahun lamanya dia tidak melihatku dan sekarang aku ada di hadapannya."Kau.. Kau benar Kim Jongin yang kukenal?" aku meyakinkan untuk diriku sendiri.
Dia mengangguk, "Eoh, kau... Kenapa bisa ada di sini?"
Aku menoleh kepada Min Ah dengan penuh kebahagiaan, tidakku sangka aku bisa lebih cepat menemukan Jongin dari perkiraanku. Aku jadi bangga pada diriku sendiri, tapi Min Ah menatapku ragu. Keningnya mengkerut seakan tidak percaya bahwa di hadapanku saat ini adalah Jongin.
"Hei, kau apa kabar?" tanya Jongin sambil memegang kedua tanganku.
"Eh? Ah, a-aku baik. Bagaimana denganmu?" jawabku terbata-bata.
"Aku juga baik. Tapi kenapa kau ada di sini?"
"Hm, ada sesuatu yang harus aku bicarakan denganmu, Jongin."
"Kalau begitu ayo kita bicara di tempat lain." ajaknya sambil menarik tanganku untuk pergi.
Aku tidak menolak, memang lebih baik bicara di tempat lain daripada di sini dan ditonton oleh banyak orang.
Belum sempat kami melangkahkan kaki, seseorang dari arah belakang menarik pundak Jongin agak kuat hingga ia berbalik menghadapnya. Kulihat mimik Jongin berubah masam ketika mendapati namja yang tadi menariknya sedang menatapnya dengan tatapan menantang.
Namja itu menyapu bagian pundak dan dada jas almamater Jongin dengan telapak tangannya sembari tersenyum miring. Dia menarik dasi Jongin hingga Jongin tertarik ke dekatnya, namja itu memicingkan matanya sambil mengamati bagian kiri dari jas almamater Jongin.
"Kim..Tae..Hyung.." ejanya.
Jongin mendengus kesal sambil melepas genggamannya dari pergelangan tanganku. Aku menatap keduanya bingung.
"Oh ayolah Kim Bum, sampai kapan kau akan terus mencampuri urusanku?" kata Jongin kesal.
"Oh ayolah Taehyung, sampai kapan kau akan terus menipu orang lain?" balas namja yang di sebut Kim Bum itu dengan nada santai.
Kim Bum beralih menatapku, "Hei, nona, kau tidak bisa membaca nametagnya? Dia Kim Taehyung bukan Kim Jong In."
Aku membelalakan kedua mataku tak percaya kemudian melihat nametag Jongin yang ada di jas almamaternya, oh bukan, dia Taehyung bukan Jongin. Aku beralih menatapnya marah. Beraninya dia membodohi aku.
"Yak! Kau baru saja membodohiku?!" pekikku padanya.
Dia tersenyum remeh "Hei, kau yang terlalu bodoh, nona. Dan apa kau baru saja berbicara teriak padaku?"
Tanganku terkepal, rasanya ingin menonjok pipinya. Untung aku masih bisa menahannnya, "Eoh! Kenapa aku harus berbicara sopan pada lelaki banci sepertimu, huh?" cercaku di atas amarah tingkat tinggi.
Min Ah sudah berada di sampingku dan mencoba menenangkan aku. Dia tau betul kalau aku sudah mulai marah dia harus cepat-cepat meredakan amarahku, jika tidak aku bisa melakukan tindakan yang extream terhadap lawanku. Ya ampun, rasanya aku ingin menarik bibirnya itu.
"Hei, kau.." ucapnya sambil mengacungkan jari telunjuknya padaku namun buru-buru di tepis oleh Kim Bum.
"Yak, Taehyung, kau ini lelaki. Masa melawan perempuan?"
"Dia membuatku kesal, Kim Bum! Menyebalkan, sama dengan temannya si brengsek Jongin itu!"
"Hei, apa kau bilang? Dari awal memang kau yang berbohong dan memancing amarahku, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(Damn!) Curse?!
FanfictionApa jadinya wanita cantik nan populer terkena kutukan sejak usianya 15 tahun? Semua berawal saat lelaki aneh teman satu sekolah Ha Young mendatangi acara ulang tahunnya. Namun tidak disangka lelaki itu datang membawa kutukan untuk Ha Young dan kemud...