Chapter 7 - Relationship

1K 124 23
                                    


Hari ini hari senin, biasanya aku akan bangun terlambat setiap hari senin. Tapi kali ini aku bangun lebih awal, aku tidak lagi merasa terlalu lelah akibat menanggung berat beban pikiran. Aku merasa perasaanku lebih ringan dan lebih santai, maksudku tidak lagi terbebani dengan masalah-masalah yang lalu.

Kau tau, mulai dari sabtu minggu lalu, hubunganku dengan Minseok sunbae semakin baik. Kami tidak hanya saling berbagi cerita, tapi kami saling berbagi waktu, berbagi makanan, minuman bahkan berbagi kamar. Tidak, itu tidak seperti yang orang dewasa pikirkan, waktu itu Minseok terjebak hujan di rumahku, sulit untuk mencari taxi apa lagi harus naik bus. Aku menyarankan sunbae menginap di rumahku dan dia setuju. Aku berbagi kamarku dengannya, hanya berbagi kamar, tidak dengan ranjangnya.

Karna aku bangun lebih awal, jadi aku ingin datang ke sekolah lebih awal. Aku pikir buat apa berlama-lama di rumah kosong, sunyi seperti museum kuno, eomma dan appa sudah berangkat ke Japan pagi-pagi buta sekali.

Di halte bus, aku menyelipkan earphone di kedua lubang telingaku, karna hari ini cerah aku memilih mendengar lagu ceria dalam perjalanan pergi ke sekolah.

Naega gippeul ttaena seulpeul ttaena nan neol bureugo sipeo

MY MY MY You're MY neon hangsang nae maeumsoge
Byeonchi malgo geu jarie ttak!

Geogi isseojumyeon dwae~
Ireoke neol saranghae

Ah, benar-benar hari yang cerah, perasaan baik bergemuruh dalam hatiku, sepertinya nasib baik akan datang padaku hari ini, aku harap begitu. Saking baiknya perasaanku, aku jadi terhanyut bersama lantunan lagu. Aku mengatup mataku sambil menganggut-anggutkan kepala ke kiri ke kanan sesuai tempo lagu yang ku dengar, aku sampai tersenyum saking baiknya suasana hatiku saat ini.

Belum genap dua menit lagu 'My My' dari A Pink bergema di telingaku, seseorang menarik paksa earphone dari telingaku. Aku sedikit terperanjat lalu membuka mataku. Sial, mengganggu ketenanganku saja. Dia-Chanyeol- menatapku dengan tatapan santai seperti tanpa dosa, aku hampir saja mengumpatnya, kalau tidak terpikir untuk menjaga suasana baiknya hatiku, sudah aku caci maki dia sampai botak, untung bisa ku tahan baik-baik.

"Kau mau ketinggalan bus?" cercanya sambil menunjuk bus dengan dagunya.

Aku mengedarkan pandanganku, yang benar saja, tidak ada siapa-siapa lagi di sampingku selain si telinga lebar ini. Orang-orang sudah berbondong-bondong memasuki bus sedangkan aku masih duduk seperti orang bodoh.

Aku masih diam tak memberi jawaban sampai akhirnya Chanyeol beranjak.

"Baiklah kalau begitu." ujarnya sambil beranjak naik ke bus mendahuluiku.

Aku buru-buru menarik tas kain ku yang sedari tadi aku letak di sampingku lalu berlari masuk ke dalam bus. Pintu bus tertutup setelah aku masuk sebagai penumpang terakhir. Syukurlah Chanyeol mengingatkanku, tapi tetap saja caranya menyebalkan, dia kan bisa melakukannya lebih lembut. Namja macam apa yang bersikap kasar pada gadis? Tapi tetap saja aku harus berterima kasih padanya.

Chanyeol duduk di kursi paling belakang, dia duduk merapat dengan jendela, aku menyusulnya karna hanya kursi di sebelahnya yang masih kosong. Aku duduk menyempil antara Chanyeol dan seorang ahjussi yang mengenakan topi hingga hampir sebagian wajahnya tertutupi, aku menyelipkan tasku di samping kiri sehingga menjadi pembatas antara aku dan ahjussi aneh ini, ku pikir lebih baik dari pada berdiri.

"Ya, Go..mawo." ucapku pada Chanyeol meski sedikit canggung. Bagaimana pun aku harus mengatakannya.

Kulihat Chanyeol beberapa kali melirikku sebentar membuatku merasa risih. Selang beberapa menit, tiba-tiba Chanyeol mengoper tas ranselnya ke atas pahaku.

(Damn!) Curse?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang