Chapter 16 - Gift

905 102 14
                                    


Perlahan-lahan namun pasti. Aku menggeser tubuhku menembus kerumunan orang banyak di pintu kedatangan pesawat yang baru tiba di Seoul. Aku memang sudah lama tidak mengunjungi Bandar udara Gimpo, namun aku ingat sekali biasanya pintu kedatangan tidak seramai ini. Ahh, mungkin ada selebritis yang tiba dengan pesawat yang sama dengan Eomma. Tapi aku tak peduli tentang selebritis siapa yang akan datang, yang sangat aku pedulikan saat ini adalah Eomma yang baru saja sepuluh menit yang lalu mendarat dari penerbangan pesawat dari Daegu.

Setelah perlahan menyelinap di dalam kerumunan orang-orang, akhirnya aku sampai di posisi paling depan. Aku bisa leluasa melihat ke depan pintu kedatangan meskipun terdesak-desak dari belakang. Tidak masalah selagi mereka masih perempuan normal.

"Taehyung-ahhhh." aku terperanjat sembari menutup telinga kananku. Ya Tuhan, baru saja gendang telingaku bergetar sangat hebat.

Seseorang yeoja yang berdiri di samping kananku tiba-tiba berteriak tepat di samping telingaku sambil lompat-lompat tak karuan. Rasanya mau aku remas mulutnya yang hampir membuatku kehilangan indra pendengaranku.

Aku menoleh-noleh ke arah depan, bukan karena mencari keberadaan Eomma, tapi aku juga ikut penasaran siapa yang diburu oleh para yeoja-yeoja ini sendari tadi?

Lelaki berjaket bahan parasut berwana hitam yang dipadukan dengan kaos putih yang ia kenakan itu muncul dari pintu kedatangan. Sembari melepas headphone putihnya yang kemudian ia gantung di lehernya, ia berhenti di tempat dan tersenyum pada sekitar. Apa dia selebritis? Aku tidak tau sebelumnya.

Wajahnya tak asing, tapi aku tak pernah mengingat selebritis dengan wajah bad boy seperti dia. Ah, dia juga keren ku akui. Penampilannya memang potongan selebritis, ya bisa dibilang hmm...seperti Kai Exo? Kukira begitu. Kekeke.

"Ha Young-ah." seseorang menegurku sembari menjentikkan jarinya di depan wajahku.

Aku berkedip dan tersadar dari selintas imajinasiku.
"Eomma!" pekikku ketika sadar ternyata Eomma sudah berada di depanku.

Aku langsung menarik punggung Eomma dan memeluknya. Meskipun dihadang oleh sebuah pagar pembatas setinggi pinggang, aku tetap ingin memeluk Eomma saat ini juga. Sudah dua minggu Eomma di Daegu. Aku rindu Eomma. Pelukannya, aromanya dan juga hangatnya perhatian Eomma. Aku rindu semuanya.

"Bogoshipo, Eomma." ucapku masih dalam dekapnya.

"Eomma juga, Ha Young-ah." balasnya seraya membelai lembut rambutku.

"Bagaimana dengan secangkir kopi?" Eomma melepas pelukanku sambil tersenyum.

"Kol!" aku menjentikkan jariku sebagai tanda aku setuju.

***

Dua cangkir Flat White diantarkan oleh pelayan caffe ke meja kami. Aku dan Eomma kompak memesan dua cangkir kopi kesukaan kami berdua. Espresso yang ditambah dengan textured milk. Kopi susu dengan rasa kopi yang cenderung kuat namun tetap ada sedikit rasa lembutnya.

Gepulan asap dari dalam cangkir menambah hasratku untuk segera menyeruput kopi putih itu. Pasti rasanya sangat nikmat ditambah dengan ditemani oleh Eomma.

"Hmm. Eomma?"

"Hmm?" Eomma meletak Handphonenya di atas meja dan lalu menatapku.

Aku merogoh mini bag ku. Ku ambil secarik kertas foto yang ku temui tempo hari lalu. Aku menatap sebentar foto itu sebelum memperlihatkannya pada Eomma. Ku sodorkan kertas foto itu kepada Eomma.

(Damn!) Curse?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang