Chapter 15 - Disappointed

1.1K 128 14
                                    

Bulan september, bulan datangnya musim gugur. Daun-daun pepohonan yang berdiri kokoh di sepanjang trotoar mulai berguguran untuk menyambut musim tanpa kehangatan. Mereka punya alasan untuk menggugurkan diri, lalu apa alasanku dengan buliran-buliran air yang gugur melalui pelupuk mataku? Oh Tuhan, aku menangis lagi. Kukira selama kurang lebih lima puluh menit aku berjalan kaki aku bisa berhenti menangis, oke kuakui lima menit terakhir tangisanku berhenti total. Namun seseorang muncul dihadapanku, mengingatkanku pada kejadian satu jam yang lalu.

Aku tidak menyangka aku bertemu Kim Bum kembali di caffe. Aku masih mengenal sikapnya yang ramah dan baik hati. Bahkan dia tidak berpikir yang buruk-buruk tentangku ketika melihatku mengenakan celemek pelayan caffe.

"Selamat datang di caffe CY. Silahkan masuk dan pe..." ucapanku terhenti ketika melihat sosok Kim Bum di ambang pintu. Raut wajahnya sedikit terkejut ketika melihatku, namun ia lalu tersenyum.

"Kita bertemu lagi, Shin Ha Young."

"E..eoh." balasku gelagapan. Bingung harus berkata apa lagi.

"Oh, ngomong-ngomong ada urusan apa kau jauh-jauh datang ke sini?" tanyaku karena penasaran. Bukan karena aku, kan? Hehe.

"Ah, aku kemari karena ingin membuat kejutan untuk temanku, Jongin." jawabnya seraya mengedarkan pandangannya pada seisi caffe.

Tiba-tiba jantungku berdegub lebih kencang. "Jo..Jongin?"

"Hmm," dia mengangguk. "Oh, jadi rupanya kau sudah bertemu dengan Jongin. Dia sudah berubah bukan?" katanya sambil cekikikan.

"Eoh? Apa maksud...mu?"

"Dia ada di sini." Kim Bum menepis pelan lenganku dengan telapak tangannya."Yak, Chingu!" Kim Bum berteriak ke arah belakangku.

Sontak mataku membulat, kakiku tiba-tiba gemetar dan terasa lemas. Siapa yang dia panggil Chingu?

"Oraemaniya, Kim Jongin." sambung Kim Bum seraya melewatiku dan berjalan ke arah yang berlawanan denganku.

Aku menelan salivaku yang terasa nyangkut di tenggorokan. Lalu aku membalikkan badanku, sedikit demi sedikit. Bayangan Kim Bum jelas terlihat oleh retina mataku. Ia memeluk seseorang yang aku tau siapa dia. Seseorang yang kini berdiri dan memasang raut wajah terkejutnya, matanya sama, menuju ke arahku dan membulat sepertiku. Bukankah itu ekspresi yang tidak wajar ketika bertemu dengan temanmu yang sudah lama tidak berjumpa? Huh?

Aku tidak percaya kalau aku selama ini... dipermainkan?

Kim Bum melepas pelukan sekilasnya. Dia merangkul namja yang tadi ia sebut Jongin. Sambil menghadap ke arahku dan menunjukkan deretan giginya padaku. Dia terlihat bahagia bertemu dengan sahabatnya itu.

Tapi Jongin menghempas lengan Kim Bum yang bertengger di bahunya.

"Mwohaneungoya!" katanya dengan nada yang rendah namun terdengar mengerikan.

Kim Bum tiba-tiba tertawa. "Mwoga? Aigo. Kau sama sekali tidak berubah, Jongin-ah. Jangan salah paham, ini adalah rangkulan persahabatan. Kau kira aku memendam perasaan padamu, huh?" canda Kim Bum.

"Khaemanhae." Jongin berbicara dengan suara bergetar.

"Aish, Noe! Kenapa kau tidak menemui Ha Young setelah sampai di sini? Kau tau? Ha Young mencari-carimu sampai ke Daegu, padahal kau berada di Seoul, dekat dengannya. Ah, kau sengaja ingin memberinya kejutan tak terduga, bukan kah itu lucu, Ha Young?"

(Damn!) Curse?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang