Just fyi nih,cast jb yang disini itu pas dia masih remaja anak sekolahan gitu,bukan justin yang kayak future husband sekarang ini yaa.bukan😅
Happy read guys!;)
~~~~~~~~~~~♡~~~~~~~~~~~
Pandangan justin kosong.
"Just? Lo kenapa?" Cherry melambai-lambaikan tangannya di depan wajah justin.
Justin menggelengkan kepalanya "engga gue gapapa".
"Sekarang gue ya. Kapan terakhir kali lo ngerasain kebahagiaan?". Ujar justin mengalihkan pembicaraan.
Cherry tersenyum dan menjawab "Sedetik yang lalu". Sambil menatap hujan yang tak kunjung reda,cherry kembali menolehkan wajahnya untuk menatap justin.
"Bagi gue,setiap hembusan nafas yang Tuhan kasih,itu kebahagiaan buat gue". Jelasnya dan membuat mereka saling bertatapan.
Justin kembali terdiam mendengar jawaban cherry. Seperti sedang mencerna sesuatu di otak nya.
"Kalo lo?". Ucap cherry.
"Gue gatau". Ucap datar justin. Sedatar datar nya mungkin.
Yang tadinya cherry menatap lurus kearah hujan,kini menoleh kembali ke wajah justin dengan bingung. "Gatau?". Tanya cherry heran.
Belum sempat justin menjawab, tiba tiba terdengar suara handphone menemani kesunyian mereka.
"Cher sebentar ya". Justin berdiri dan berjalan sedikit menjauh dari cherry.
Cherry hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum tipis.
Pandangannya kini kembali menatap derasnya hujan. Ini udah sore banget,pasti justin dicariin sama orangtua nya. Batin cherry.
Cherry tak banyak mendengar apapun dari pembicaraan justin di telfon. Tetapi ia sempat mendengar beberapa kata,seperti "Besok ya?" "Di kantin? Oke". Dan sampai akhirnya justin menutup telfonnya.
Ingin sekali rasanya cherry menanyakan siapa yang barusan menelfon justin. Hanya sekedar ingin tahu,namun ia diam dan mengurungkan niatnya. Lo gaberhak tau,karna lo cuma seorang cewek yang numpang pulang bareng sama superstar kayak dia. Batin cherry.
"Sorry cher" Kini justin kembali duduk lagi di sebelah cherry.
"Gapapa kok". Senyum nya.
Cherry bangkit,dan berjalan sedikit kearah hujan. Satu Tangannya direntangkan kearah air hujan untuk mengecek apakah hujan itu masih sangat deras atau tidak.
Justin hanya duduk memperhatikan cherry dari belakang.
"Pulang yuk,ujannya udah reda". Tengok cherry pada justin.
Justin bangun dan ikut berdiri disamping cherry yang tangannya masih menengadah ke air hujan.
Tangan justin pun mengikuti cherry.
"Tapi ujannya belom berenti. Gue gabawa jas ujan ataupun jaket. Mending tunggu disini aja daripada lo sakit. Kalo gue sendirian sih gak masalah mau ujan ujanan juga. Masalahnya gue bawa anak orang". Justin menatap cherry di akhir kalimatnya.
Deg.Cherry terhipnotis dengan kata kata justin.
Melongo kaget dengan mata yang membesar. Hanya itu yang bisa dilakukan cherry,terlihat bodoh memang.
Dengan perlahan kini ia menengok kearah wajah justin yang telah memperhatikannya sejak tadi. Matanya kini terkunci pada tatapan justin.
Sungguh itu kata kata termanis yang pernah ia dengar selama ia mengenal seorang Justin Bieber yang terkenal bandel disekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idiot SuperStar✌(j.b)
FanfictionBayangin kalo suatu saat lo jadi superstar kayaraya,digilain semua cewek,tapi prestasi lo disekolah 0 besar. yap perubahan itu bener" muncul saat lo kehilangan org yg paling lo sayang. Dan apa salah kalo ada cewek yg relain waktunya buat ngerubah si...