ISS 29//Jealous

279 34 17
                                    

"Hey cher bangun. Lo kenapa?"







Untuk entah berapa lama,Cherry terlelap di sofa oliver.

"Gue dimana". Cherry memaksakan untuk membuka kedua matanya yang berat. Yang pertama kali cherry lihat adalah sosok oliver didepannya dengan tersenyum.

"Eh,lo udah bangun?"

Cherry memegang pelipisnya yang terasa berat sambil memijit-mijit lembut.

"Gue ketiduran di rumah lo ya? Yaampun sorry banget,kepala gue bener-bener pusing". Ucap cherry.

"Gapapa kok,lo mau nginep disini juga boleh"


Tiba-tiba datang seorang lelaki gagah dengan tas tenteng nya.

"Eh pah". Sapa oliver pada lelaki itu.

"Cher kenalin,ini bokap gue. Pah,ini temen oliver yang waktu itu juara olimpiade sains".

Cherry dan ayah dari oliver pun berjabat tangan diiringi dengan senyuman keduanya.

"Yaudah papah masuk dulu ya".

"Iya pah". Angguk oliver.

Wajah oliver dan ayahnya sangat mirip,dan meskipun umur ayahnya sudah menginjak kepala 4,tapi masih terlihat muda,tampan dan berwibawa.


Cherry kembali duduk kemudian menyapu wajahnya dengan kedua tangan,cherry melihat jam yang melingkari tangannya.

"Astaga, udah jam 8 malem?!". Cherry terlonjak kaget.

"Iya cher,lo disini aja daripada pulang malem-malem gini".

Wajah cherry sekarang begitu panik dan ia segera merapikan buku-buku kedalam tasnya dengan tergesa-gesa. "Gak bisa oliver,gue ada janji sama justin".

"O..oke biar gua anter pulang".

Cherry memakai tas nya dipunggung,sedikit merapihkan rambut sambil menunggu oliver turun dari kamar.

"Ayo cher". Ucap oliver dengan kunci mobil ditangannya.

Saat mereka sampai didepan rumah,cherry terkejut mendapatkan sosok justin telah berdiri disana dengan motor sportnya.

"Justin? Lo.. lo ngapain disini?"

Justin menatap cherry sekilas,kemudian tatapan tajam nya pindah pada mata oliver.

"Cepet naik". Singkatnya,namun cherry tau jika saat ini justin sangat marah padanya.

"Oliver,gue duluan. Makasih banyak ya". Diiringi dengan anggukan oliver,motor sport itupun melaju dengan kencang.

Cherry hanya terbujur kaku sambil berpegangan pada jaket justin. Ia sama sekali tidak berani untuk membuka pembicaraan karna ia tau bahwa saat ini ia yang bersalah.



Tes...

Setetes gerimis pun jatuh di pipi lembut cherry,tak lama gerimis kencang pun datang.

Justin langsung memarkirkan motornya di McDonald yang kebetulan mereka lewati.

Sikap justin masih dingin dan enggan bicara. Cherry terkejut senang saat justin menggandeng tangannya masuk kedalam.

Mereka pun duduk,seperti biasa,justin sudah siap dengan penyamaran hoodie yang menutupi kepalanya itu.

Cherry hanya menunduk sambil memainkan jarinya,ia tak tahu apa yang harus dilakukan,belum lagi justin menatapnya dengan tatapan tajam.

Tapi,cherry harus melakukanya,ia harus meminta maaf pada justin.

"Justin,gue minta maaf". Tatap balik cherry sekilas,kemudian ia kembali menunduk.

"Lo gaperlu minta maaf"

Mendengar balasan justin,kini cherry berani melihat mata justin dengan tatapan heran.

"Kruuk".

Cherry menahan malu saat bunyi perutnya yang kini justru terdengar. "Lo laper?". Tanya justin.

Cherry hanya diam.

Tanpa bertanya lagi,justin meninggalkan cherry untuk memesan makanan.

Duh bego cherry bego! Kenapa lo bisa ketiduran dirumah oliver sih,pasti justin marah banget sama lo karna lo udah ngingkarin janji.

Cherry terus menyalahkan dirinya sambil menepak nepak jidatnya.

"Nih dimakan"

"Ma..makasih". Cherry pun mulai menghabiskannya satu persatu,perutnya lapar bukan main karna sejak siang belum diisi oleh apapun kecuali orange juice dari oliver.

Akhirnya,kini makanan itu habis.
"Lo gak makan?". Tanya cherry,justin membalas dengan gelengan kepala dan fokus pada handphone-nya.

"Justin gue bener-bener minta maaf. Tolong jangan diemin gue kayak gini. Mending lo marahin gue aja karna gue tau gue salah,daripada lo ngediemin gue gini. Jujur gue gabisa sama keadaan kayak gini"

"Cewek itu gak pantes pulang malem,apalagi dari tempat cowok. Mau ditaro mana harga diri lo?"

"PLAK". satu tamparan kini mendarat di pipi justin,dengan cepat cherry membawa tasnya dan berjalan menerobos hujan.


Semua baju cherry telah basah,diiringi tangisannya,cherry tetap berlari sekencang yang ia bisa.

Tiba-tiba sebuah tangan berhasil mencegah langkah cherry.

"Lo mau kemana? Lo gila ya? Ini ujan". Teriak justin yang tetap tak bisa mengalahkan suara derasnya hujan.

Tak perduli kondisi justin yang kurang membaik,ia tetap menyusul cherry sampai mendapatkanya. "Lepas,gue mau pulang. Dan satu lagi,GUE BUKAN CEWEK MURAHAN KAYA YANG LO FIKIR BARUSAN"

Sambil mengusap wajahnya yang telah dipenuhi air,justin tetap menggenggam tangan cherry dengan kuat. "Bisa kan kita bicarain ini baik-baik? Gak kayak gini caranya,cher"

"Tapi gue gasuka sama cara ngomong lo yang seakan-akan nyudutin gue dan bilang gue cewek murahan. Itukan yang mau lo bilang sama gue?". Tangis cherry,namun rancu,tangisan itu tidak tampak seiring dengan derasnya hujan yang menerpa wajahnya.

"Oke gue minta maaf. Gue tau gue salah. Demi Tuhan bukan itu maksud gue,gue tuh cuma khawatir sama lo. Lo gak tau kan gue nunggu balesan sms tapi gak lo bales-bales? Gue telfon gak lo angkat juga. Dan maaf kalo perkataan gue udah nyinggung lo. Itu bener-bener gak sengaja keluar dari mulut gue"

Cherry hanya terdiam sambil menahan isakan tangisnya. "Sekarang lo ikut gue,ya. Jangan nangis lagi,meskipun ini hujan. Tapi gue tau kalo lo lagi nangis, Maafin gue ya?"

Justin pun membawa cherry ke pinggir jalan didekat parkiran motornya.

Justin mengeluarkan jaket yang ia simpan di bagasi kecil motornya itu. "Nih pake,gue gamau lo kenapa-kenapa karna ujan-ujanan kayak anak kecil tadi".

"Gausah,lo aja yang pake. Lo lagi sakit,tuh liat hoodie lo udah kuyup gitu". Tolak cherry.


"Dimana kejantanan gue kalo gue yang make jaket sedangkan ceweknya kedinginan? Kalo kode mau dipakein,bilang". Senyum tipis justin kini mengembang setelah beberapa lamanya ia menunjukan sikap dingin.

Justin memakaikan jaketnya pada tubuh cherry,tak lepas cherry menatap mata justin hingga jaket itu telah hangat menutupi tubuhnya. "Thanks". Senyum cherry.



"Yaudah ayo cepetan naik,ini udah malem banget. Gue takut mommy lo khawatir nyariin anak gadisnya".













Gue masih lanjutin cerita kan? Hehe kan gue bilang,kalo gue susah buat ninggalin apa yang udah gue jalanin #eeaa

Ya mudah-mudahan ini cerita blm kalian delete dr library ya;) semoga kalian juga tetep semangatin gue dengan cara vote sama komen hehe.

I love u so fcking much!!

Idiot SuperStar✌(j.b)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang