"Justin!!"
Ingin cherry berteriak semampunya,namun ia urungkan dan membungkam mulut dengan seribu bahasa.
Cherry tidak mengetahui hal gila apa tang tengah merasuki otak justin sampai ia berbuat senekat ini,dan kenapa justin mengulangi kesalahannya lagi. Tadinya,cherry fikir bahwa ia telah berhasil membuat justin berubah. Tapi saat melihat justin seperti ini,cherry fikir ia gagal.
Dengan langkah perlahan,cherry menghampiri justin yang sedang menghisap rokoknya.
Cherry duduk disebelah justin tanpa diundang membuat justin sangat terkejut dan menaruh rokok itu disamping.
"Lo lagi kenapa?". Tatap cherry lembut. Cherry sering berada di posisi ini,berulang kali mengingatkan justin tentang kesalahan-kesalahannya. ingin sekali cherry mengeluarkan kata-kata kasar,namun ia lebih memilih untuk berbicara secara baik-baik dengan justin.
Ingat? Bahwa api yang dibalas oleh api tidak akan pernah menemukan titik padam nya.
Justin hanya diam. Diam dengan segala kefrustasian nya.
Cherry memecah kesunyia yang tercipta di danau ini.
"Kadang kita cuma butuh tempat sandaran tanpa harus ditanya ini itu,cuma butuh pelukan hangat disaat kita ngerasa bahwa kita udah bener-bener capek sama semua beban yang kita punya. Apa lo butuh itu? Kalo iya,peluk gue sekarang. Gue siap kok"Cherry tersenyum diakhir kalimatnya membuat justin menoleh dan mentapnya pada satu titik.
Tapi Kenyataannya,justin malah tersenyum pahit menanggapi omongan cherry dan memalingkan wajahnya. "Lo kemana aja kemarin? Disaat gue butuh lo,lo dimana?". Tanya justin.
Cherry semakin bingung dengan sikap justin,ini bukan justin. Ini bukan justin yang cherry kenal. "Maksud lo?"
Justin kembali tersenyum pahit saat memulai pembicaraan. "Haha,lo kira gue gatau kalo lo kemarin jalan sama cowok gabener itu? Asal lo tau,gue nunggu balesan sms dari lo dan ternyata sampe malem pun lo gabales. Lo kemana aja hah?". Ucapnya dengan wajah sempoyongan dan kantung mata tebal.
"Ma-maaf". Hanya itu yang dapat cherry utarakan,Cherry menundukan kepalanya karna merasa bersalah. Dengan gaya tubuh yang masih setengah mabuk,justin kembali mengambil rokok itu dan menghisapnya. Cherry pun langsung memasang wajah kaget.
"Justin,gue mohon buang rokok itu sekarang". Pinta cherry kesal.
"Kalo lo punya masalah yang berat,gak gini cara nyelesainnya. Lo fikir dengan lo ngerokok kayak gini beban lo jadi ilang? Engga just,justru beban lo makin banyak dan gakan hilang. Gue minta buang rokoknya sekarang!". Cherry menatap justin kesal. Justin pun membuang rokok itu kebawah dan menginjaknya dengan kasar.
Setelah menginjak rokok itu hingga hancur berkeping-keping,justin menatap cherry tajam.
"Trus abis ini mau lo apa? Lo gabisa nyelesain masalah gue kan? Kalo gitu lo sama rokok itu ya sama aja!". Ucap justin kasar sambil menunjuk serpihan rokok itu. Percayalah,kata-kata yang keluar dari mulu justin saat ini benar-benar diluar dugaan nya.
"Lo kira gue gak cemburu ngeliat lo jalan sama oliver tapi sms gue diabain? Lo kira gue gak sakit pas lo lebih milih pulang sama oliver dibanding gue? Lo kira gue baik-baik aja pas liat lo boong sama gue dan ternyata lo ke toko buku sama oliver? LO KIRA GUE BISA DIEM AJA GITU,HAH?"
Cherry menutup telinganya sekuat yang ia bisa saat justin dengan keras membentaknya. Air mata kini tertegun didada saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut justin barusan.
Dia cemburu sama gue? Dia sayang sama gue? Tapi kenapa gue ngerasa kalo gue gapernah diperjuangin.
Sekarang siapa yang salah sih?
Lo yang php atau gue yang bego?
Dengan meneguk ludah,apa yang selama ini tertahan di dada cherry pun muncul.
"SAKITAN MANA SAMA GUE YANG SELALU DI NOMER DUAIN SAMA LO?! Sakitan mana?! Lo sakit,tapi gue lebih sakit just. Dan selama ini lo kira dada gue gak nahan sesek disaat lo selalu jadiin Rachel Prioritas lo dan gue selalu jadi nomer dua?". Bela cherry
Justin terdiam,dan mengacak-acak rambutnya frustasi. "Arghh"
"Dan Maaf kalo gue udah ganggu lo. Gue mau kekelas". Tanpa cherry sadari,setetes air mata mengalir disela-sela pipinya,sambil berdiri,cherry pun dengan sigap mengelap dengan punggung tangannya.
Baru saja ingin melangkahkan kaki pergi,tangan cherry ditarik oleh justin dan dengan sekali hentak,justin mendekap tubuhnya begitu kuat. Cherry hanya diam,tak membalas pelukan justin. Sungguh saat ini cherry ingin menangis di pelukan nya, namun ia tahan sekuat tenaga.
"Nyokap gue mau nikah lagi". Justin mendekap tubuh cherry lebih hangat,benar yang dibilang cherry,justin merasa satu bebannya hilang saat mendapat pelukan.
Sekarang cherry tau permasalahannya,masalah di keluarganya yang menjadikan justin seperti ini.
"Lo bisa ngadepin ini". Cherry berbicara disela pundak dan telinga justin,beberapa saat kemudian,cherry membalas pelukan hangat justin dengan mengusap lembut punggung bagian belakangnya.
Dirasa cukup,justin melepas pelukan itu dan berdiri menghadap danau dengan tangan yang bersandar di tiang pembatasnya.
Justin menggelengkan kepalanya diiringi tawa pahit.
"Gue gatau harus gimana lagi. Gue ngerasa,keluarga gue makin hancur. Mungkin orang ngeliat gue baik baik aja karna popularitas dan kekayaan yang gue punya, tapi bagi gue itu gaberarti disaat gue gapunya kebahagiaan yang gue mau". Ucap justin."Gue rela kalo harus ninggalin semua yang gue milikin sekarang. tapi gue mohon,gue mohon semoga Tuhan bisa balikin kebahagiaan gue kayak dulu. Gue kangen seseorang yang sayang tulus sama gue,gue kangen kakak gue yang selalu nyemangatin gue. Gue mau semuanya balik lagi. Gue gak siap sama kepergian kakak gue dan keadaan gue sekarang".
Cherry menghela nafasnya panjang. "Jangan salahin kepergian kakak lo,dia udah tenang disana justin. Percaya,dia pasti sedih liat lo jadi gak karuan gini".
"Ambil hikmahnya,mungkin Tuhan mau lo bisa jadi dewasa,lo bisa ngegantiin kakak lo untuk jagain adik lo,jaxon. Kalo kayak gini sebenernya siapa yang lebih kasian? Adik lo justin,dia masih kecil untuk ngadepin kenyataan seberat ini". Sambungnya.
"Contoh sikap baik kakak lo yang selalu nyemangatin lo kapan pun,dan lo bisa lakuin itu ke jaxon. Cuma lo harapan jaxon satu-satunya"
Cherry meletakan tangannya diatas tangan justin,mengelusnya perlahan. Dengan cepat,cherry langsung melepaskannya kembali. "Thanks". Senyum justin.
"Makasih karna lo selalu jadi lampu dalam kegelapan gue,lo berharga cher buat gue,kalo gada lo,gue gatau jadi apa hidup gue sekarang". Ucap justin,lalu menatap cherry.
Tiba-tiba,Justin merangkul cherry dan mengelus pundaknya,cherry sekilas menatap justin canggung. "Apa bisa gue milikin lo seutuhnya? Gue janji,gue bakal jadiin lo prioritas di banding siapapun".
Deg.
Hari ini tiba.
Ini yang selama ini ditunggu cherry,bukan?
Seketika cherry membeku dan membisu,tubuhnya mematung seperti batu.
"Gue gak minta jawaban lo sekarang kok,gue tau kalo gue belum pantes buat dijadiin pelindung lo. Tapi sampai kapan pun,gue akan nunggu jawaban dari mulut lo"
Hai. Gue nulis dengan suasana hati yang lg ancur parah,jd tolong dimaafin kl hasilnya gak sesuai yang kalian harapkan. Inikan yang kalian mauu?justin cherry jadian dan gak ada php an?😅
Gausa diceritain kali ya knp mood gue ancur yg pasti msh mslh watty deh. Tambah hari tmbh kesel aja bawaannya.
Oya satu lagi,follback ngacak udah berlaku mulai dr sekarang ya!! Semoga kalian tmbh suka sama ISS!
Dan dannn..semoga kalian bisa jadi moodboster guee,dnt forget to vomment,thnkyouu❤❤
Salam,idiot SuperStar✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Idiot SuperStar✌(j.b)
FanfictionBayangin kalo suatu saat lo jadi superstar kayaraya,digilain semua cewek,tapi prestasi lo disekolah 0 besar. yap perubahan itu bener" muncul saat lo kehilangan org yg paling lo sayang. Dan apa salah kalo ada cewek yg relain waktunya buat ngerubah si...