"Justin lo sadar?". Dengan panik,Cherry menepuk lembut pipi justin,namun justin terus mengigaukan nama 'caitlyn' dengan mata terpejam bak anak kecil yang sedang demam.
"Hey hey ini gue". Panik cherry. Dengan gerakan cepat ia melepas handuk yang berada dikening justin. Memegang keningnya dan ternyata,Panas tinggi!
Cherry tak henti-hentinya terus menepuk pipi justin sampai akhirnya justin membuka mata.
Justin terdiam sejenak seperti orang ling-lung sambil menatap sekeliling. Cherry pun membuang nafas lega sambil menatap justin penuh senyum.
"Kak caitlyn". Betapa terkejutnya Cherry saat justin menggenggam tangannya dan mendekat pada wajah cherry hingga cherry sedikit memundurkan kepalanya. Justin menyebut nama itu sambil menggoyak-goyakan badan cherry seakan-akan bahwa yang ia lihat dihadapannya adalah mendiang kakaknya, bukan cherry.
"Justin lo demam. Gue bukan kak cait--".
Namun Justin semakin histeris membuat cherry menjadi semakin panik. "Kak,aku mau berubah kak,aku mau buat mommy sayang lagi sama aku. Aku gamau ditampar mommy lagi. Tolong kakak percaya sama aku. Didunia ini gak ada yang percaya sama aku kecuali kakak".
"Justin,ini gue cherry. JUST STOP". Dengan sekali bentakan,justin berhenti dari teriakannya. Dia menatap sekeliling ruangan ini.
Hening setelah itu.
"Lo?". Menyadari bahwa yang dihadapannya adalah cherry, Spontan justin melepaskan tanganya. "Ma-maaf". Ucap justin. Tubuhnya lemas dan seluruh wajahnya kini dipenuhi keringat dingin.
"Gapapa. Udah mending tidur aja lagi". Cherry membaringkan kembali justin dikasur,mengambil handuk dan merendamnya lagi di wadah berisikan air.
Pandangan justin saat ini kosong manatap pintu UKS yang sedikit terbuka dengan nafas yang masih terengah-engah "Kalo sakit gausah maksain masuk. Daripada ngerepotin gini kan jatohnya".
Sambil memasang handuk itu di kening justin,cherry membuka pembicaraan dengan maksud bergurau dan juga agar tidak terjadi akward moment diantara mereka.
Jika sedang berduaan seperti ini dan tidak ada orang sama sekali,jantung cherry berdetak tak seperti biasanya,tidak terlalu cepat namun sering membuatnya grogi sendiri bahkan salah tingkah,tetapi itu dapat ia pendam sehingga keliatan seperti baik-baik saja.
"Lo yang bawa gue kesini?". Tanya justin.
"Iya,masa bu berta. Udah tau sakit tuh ya dirumah aja,lo mau kalo kesekolah jadi makin parah gini jadinya? Lagian kok lo bisa sakit gini sih? Perasaan semalem baik-baik aja deh"
Justin mengalihkan pandangannya dan kini membelakangi cherry.
"Lo boleh keluar kalo lo mau. Gue bisa sendiri". Perkataan singkat justin berhasil membuat cherry melongo kaget hingga beberapa detik."Kok lo baper sih". Kesal cherry.
"Kalo lo ngerasa repot ya mending pergi aja sekarang". Balas justin. Cherry berdecak kesal,ia menyipitkan matanya dan melipat kedua tangannya didada.
Berbeda dengan hari biasanya. Justin lebih sensitif pagi ini.
"Oh gitu? Gue kan tadi cuma bercanda. Tau gitu gue biarin aja tadi gelepakan di tengah jalan biar diinjek-injek orang". Cherry menghentakan kakinya dengan kasar ke lantai, memundurkan bangkunya dengan kesal,lalu berjalan pergi keluar ruangan.
Ih maksud gue kan baik. Kalo dia sakit ngapain sekolah coba? Mending dirumah kan enak istirahat. Baper banget. Fix nyebelin lo.
![](https://img.wattpad.com/cover/76042760-288-k615936.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Idiot SuperStar✌(j.b)
FanfictionBayangin kalo suatu saat lo jadi superstar kayaraya,digilain semua cewek,tapi prestasi lo disekolah 0 besar. yap perubahan itu bener" muncul saat lo kehilangan org yg paling lo sayang. Dan apa salah kalo ada cewek yg relain waktunya buat ngerubah si...