ISS 32// END!

285 30 10
                                    

"Lo ngapain ujan-ujanan disini lun?". Teriak justin ditengah derasnya hujan,justin merentangkan jaketnya diatas kepala,kemudian memakaikan jaket itu ditubuh luna.

Mulut luna bergetar. Pakaian sekolahnya masih lengkap ia kenakan.

"Buruan masuk". Justin segera menggandeng luna,menutup pintu mobilnya dan segera menancap gas.



Diperjalanan,luna hanya menggetarkan bibir dan menunduk,sedangkan justin masih aneh melihat tingkah luna,belum lagi banyak pertanyaan yang harus dilontarkan justin pada luna.

Sambil menyetir,justin berulang kali menengok kearah luna.

"Lo abis dari mana aja luna?"

Hening. Luna tak mengeluarkan sepatah katapun.

"Tante tadi panik nyariin lo,dia takut lo kenapa-kenapa. Apalagi cherry,daritadi dia terus nyariin lo lun". Jelas justin. Ingin sekali justin mengeluarkan emosinya. Namun ia tahan karna justin sendiri belum mendengar penjelasan luna.




"Gue abis kerumah temen". Jawab luna singkat sembari menunduk.

"Temen yang kaya gimana yang ngajakin temennya sendiri buat bolos sekolah?". Ketus justin.

Luna pun kini menengok kearah justin. "Gue gak bolos,justin"

"Terus namanya apa pulang malem masih pake seragam tapi seharian gak ada disekolah?".

Sudah kesal dengan tingkah luna belakangan ini,justin pun angkat bicara.

Diam. Luna lebih memilih diam dan kembali menundukan kepalanya.

"Luna,lo kenapasih jadi kayak gini? Siapa yang udah ngebuat lo berubah? Jawab gue,luna".

"Maksud lo apasih just? Gue gak berubah". Ketus luna.

"Terus kenapa lo gak ngasih kabar ke cherry ataupun gue? Biasanya kalo lo gak masuk pasti lo ngabarin cherry. Ini engga. Sepenting apa temen lo itu sampe lo harus ngebolos sekolah?"




"Stop justin! Lo gak akan ngerti rasanya di posisi gue. Lo gak akan tau gimana gak enaknya jadi gue. Emang kenapa kalo gue bolos sekolah?". Senyum licik luna.

"Kayaknya lo dulu juga tukang bolos". Sambungnya.


Deg.


Justin terkejut dengan ucapan luna barusan,ini bukan luna. Luna tidak akan berbicara itu pada sahabatnya.

"Kenapa diem? Kaget gue ngomong kayak gini? Emang bener kan lo tukang bolos. Lo diemin gue setahun just. Lo berubah selama setahun. Lo jarang ada dikelas. Lo jarang masuk".

Justin menggelengkan kepalanya. "Lun,gue gak ngerti sama arah pembicaraan lo. Maksud gue kan--"

"Masih gangerti juga? Kalo lo berubah,gue juga bisa berubah justin". Ucap luna dengan nada tegas.

"Gue berubah apanya sih lun?". Sesekali justin menengokan kepalanya.

"Selama setahun ini lo cuek sama gue. Bahkan,sekarang lo udah berubah jadi kayak dulu tapi lo gak pernah ngeluangin waktu buat gue lagi".

Justin menaikan kedua alisnya pertanda bingung sambil menatap jalanan.

"Sekarang waktu lo buat cherry terus. Lo terus berduaan sama dia. Dan cherry,cherry juga sama. Gue berasa dicuekin,gue punya sahabat tapi berasa sendiri. Kalian sibuk sedangkan gue dikacangin? Lo fikir enak? Jadi sekarang terserah gue dong mau kayak gimana kan gue udah gak diperduliin lagi". Tawa pahit luna.

"Luna, gue tau ini bukan kata-kata yang keluar dari hati lo. Siapa yang udah buat lo jadi kayak gini lun? Bukannya lo yang dukung gue sama cherry?"

Idiot SuperStar✌(j.b)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang