Setelah pulang dari Busan, aku mendapat jatah libur selama dua hari. Karena yang menjadi bagian timku hanya tinggal melalui proses penyuntingan, lalu menunggu tim yang bertugas di kota lain menyerahkan hasil mereka untuk disatukan.
Namun ketika aku libur, Yoongi malah harus ke Young karena ada acara mendadak. Pertunjukan kecil di sekitar basecamp, dan Yoongi akan pulang sore nanti setelah acaranya selesai.
Proyek baru Young baru akan dimulai minggu depan, jadi Yoongi punya banyak waktu luang sampai saat itu tiba.
Untuk mengusir rasa bosan karena sendirian di rumah, aku pun menelepon Taehyung yang mungkin sedang sibuk bekerja di kantor ayahnya. Tapi tidak masalah menghubunginya di jam kerja begini. Jika tidak sedang rapat penting, Taehyung selalu menempatkan aku di prioritas yang satu level lebih tinggi dari pekerjaannya.
Aku merindukan Adik manis itu.
"Noona!" Taehyung berseru heboh, wajahnya juga terlihat sumringah. Omong-omong, ini bukan panggilan telepon biasa, melainkan panggilan video.
"Bersembunyi di tangga darurat lagi?" tanyaku. Melihat latar tempat Taehyung yang serba putih, sepertinya Taehyung menyingkir ke tangga darurat dulu sebelum menjawab panggilan dariku.
"Kalau tidak sembunyi, aku bisa ketahuan Ayah. Aku tidak mau gajiku dipotong," candanya. "Noona tidak kerja?"
"Aku libur dua hari."
"Benarkah? Enak sekali. Oh ya, oleh-oleh dari Busan kemarin mana?" Taehyung menagih buah tangan dariku, padahal sebelumnya aku tidak menjanjikan apa-apa.
"Aku tidak sempat beli apa pun di sana. Jadwalku sangat padat."
Taehyung berdecak. "Alasan," katanya. "Em ... Noona, kalau minggu nanti aku ke rumahmu, boleh, tidak?"
"Datang saja. Aku juga tidak ada rencana pergi ke mana pun dengan Yoongi. Kalau perlu, ajak Doojoon dan Yoonra juga. Biar sesekali rumah ini ramai. Aku dan Yoongi belum cukup untuk meramaikan rumah sebesar ini."
Sepertinya akan menyenangkan jika mereka ke sini. Sudah lama juga aku tidak berkumpul dengan mereka.
"Baiklah. Akan kuberitahu Doojoon Hyung dan Yoonra nanti. Sudah dulu, ya, Noona. Manajer akan mencariku kalau aku sembunyi terlalu lama. Sampai jumpa."
Panggilan video kami berakhir, aku bosan lagi, aku rindu Taehyung lagi. Punya adik semenyenangkan Taehyung takkan cukup jika berkomunikasi hanya melalui telepon.
Aku bingung dengan apa yang ingin kulakukan, sampai mataku tertuju ada tangga di dekat ruang tamu. Di rumah ini, ada dua tangga. Yang dekat dapur dan pintu samping rumah adalah tangga yang akan membawa ke kamarku dan Yoongi. Sedangkan tangga yang dekat ruang tamu adalah tangga yang akan membawa ke balkon atas, dan ruangan yang belum pernah kumasuki selama aku tinggal di sini.
Ruang kerja ayah Yoongi.
Aku tahu ayah Yoongi adalah Min Haejoon, salah satu penulis buku ternama di Korea Selatan. Dulu, saat ayahku masih hidup, beliau pernah mengajakku ke acara perilisan buku Min Haejoon. Walaupun tidak ingat seperti apa wajahnya, setidaknya aku pernah bertemu dengan ayah Yoongi secara langsung.
Apa aku masuk ke sana saja? Melihat-lihat apa yang ada di sana?
Yoongi pernah bilang jika aku bisa masuk ke ruangan itu kapan saja. Katanya, di sana hanya ada rak yang dipenuhi buku-buku. Aku pernah bertanya, bukankah tidak sopan jika masuk ke ruang kerja ayahnya sembarangan? Dan Yoongi menjawab tidak.
"Rumah ini sudah Ayah berikan padaku, berikut isi-isinya. Termasuk yang ada di ruang kerja Ayah. Pengacaranya yang bilang begitu. Semua sudah jadi milikku, dan apa yang jadi milikku, berarti milikmu juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
YoonHyun [Yoongi x Hyunjung]
FanfictionDi awal musim gugur, kehidupan baru mereka resmi dimulai. Mereka tahu jika cinta saja tidak cukup dalam menjalani kehidupan setelah menikah. Namun mereka yakin, dengan cinta yang mereka miliki, mereka dapat melewati segala rintangan, seperti enam ta...