More More More

7.4K 682 12
                                    

Rasanya aku ingin meradang. Mengeluarkan beberapa surat pengunduran diri yang selalu kubuat setiap kali aku merasa kesal pada direktur, di dalam laci paling bawah meja kerjaku dan melemparkannya tepat pada wajahnya.

Hari ini direktur benar-benar mengikis segala yang kupunya. Kesabaran, tenaga, pikiran. Semuanya! Kesalahan dilakukan siapa, yang bertanggung jawab siapa. Karyawan lain yang teledor dan membuat kesalahan fatal, aku yang diberi limpahan omelan dan segala perbaikan yang harus selesai malam ini juga.

Alhasil, aku jadi satu-satunya karyawan yang masih berada di kantor saat jam dinding yang berdetak berisik itu menunjukkan pukul sepuluh malam. Astaga! Kepalaku rasanya sudah mau pecah dan pekerjaanku belum juga menemui titik terang.

Mina sialan itu semakin hari semakin merepotkanku saja. Lagipula, kenapa karyawan tidak kompeten sepertinya bisa diterima? Kerja asal-asalan, datang sering terlambat, pulang paling cepat. Aku memang sering mengatakan jika perusahaan butuh karyawan tambahan, tapi tidak seperti Song Mina juga.

Jadi semakin yakin jika Mina dan direktur terlibat KKN dalam perekrutannya.

"Kau belum pulang?"

Kepala spontan mendongak ke sumber suara milik atasanku--bukan direktur yang kubenci setengah mati, Jung Taekwoon. Dia memang tukang lembur, tapi aku sama sekali tidak menyadari jika ruang kerjanya sejak tadi masih menyala lampunya. Mungkin karena aku terlalu fokus pada pekerjaanku sendiri.

"Ya. Sunbae sudah mau pulang?"

Pria yang berusia empat tahun lebih tua dariku itu mengangguk, kemudian membawa langkah panjangnya ke arahku. Badannya yang tinggi menjulang ditundukkan sedikit, melihat apa yang sedang kukerjakan di monitor.

"Bukannya itu pekerjaan kemarin? Itu yang harusnya dikerjakan Song Mina, 'kan?"

Aku menganggukkan kepala. "Ya. Ada kesalahan fatal di beberapa bagian dan Direktur Kim minta aku memperbaikinya dan harus diserahkan besok pagi."

Taekwoon Sunbae berdecak. Dengan tangan kanannya, ia menyibakkan poninya ke belakang. Kebiasaannya saat sedang merasa kesal akan suatu hal. Taekwoon Sunbae bukan tipe orang yang banyak bicara. Setiap perasaannya hampir selalu diekspresikan melalui gestur tubuh seperti barusan.

"Kau pulang saja sekarang, biar besok aku yang bicara dengan Direktur Kim," katanya. Pelan, lembut, namun terkesan memerintah. Itulah kharisma seorang Jung Taekwoon.

"Tidak, Sunbae. Biar kuselesaikan saja. Aku tidak mau besok pekerjaanku semakin menumpuk."

Katakanlah aku keras kepala. Tapi setiap harinya hampir selalu ada proyek baru yang harus direncanakan pembuatannya. Mendapat bagian perencanaan dan evaluasi jauh lebih melelahkan dari mereka yang terlibat di proses pembuatan iklannya.

"Jangan keras kepala lagi!" Taekwoon Sunbae membentak. "Pekerjaan itu akan diselesaikan oleh yang seharusnya dan itu bukan kau. Kau sedang sakit dan sore tadi kau nyaris pingsan. Aku akan lebih menyulitkanmu dibanding Direktur Kim jika kau masih keras kepala."

"Tapi Sunbae..."

"Kau akan menyesal karena terus keras kepala denganku."

Taekwoon sunbae mengancam dan berbalik meninggalkanku. Keluar dari ruang kerja divisi kami. Kupikir itu hanya gertakan semata, namun tak lama kemudian aku hanya bisa merutuk saat ponselku berdering dan nama kontak Yoongi tertera di layar.

YoonHyun [Yoongi x Hyunjung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang