Bathroom Talk

6.9K 555 10
                                    

Buat temen malming kalian.

***

"Bisnis kalian lancar?"

Jika tidak mengingat Yoongi adalah suami yang harus kuhormati, aku mungkin sudah memukul belakang kepalanya supaya busa di mulutnya benar-benar memuncrat ke cermin di hadapan kami. Habisnya, Yoongi sedang sikat gigi tapi malah berbicara, sudah tahu pasta gigi yang digunakan itu berbusa.

"Sejauh ini lancar. Kafe semakin lancar karena minggu lalu kalian dengan baik hatinya melakukan pertunjukkan akustik di sana," jawabku. Di samping Yoongi yang sedang gosok gigi, aku memenuhi wajahku dengan busa yang berasal dari facial foam yang kugunakan.

"Nayoung bilang, dia akan dengan senang hati memberikan kalian diskon khusus kalau mau melakukannya lagi setidaknya seminggu atau dua minggu sekali. Daya tarik kalian bagus," imbuhku.

Rencana lamaku bersama Nayoung akhirnya terealisasikan sekitar dua bulan yang lalu. Membuat kafe di Hongdae yang menjadi pilihan lokasi karena dekat dengan hotel tempat Nayoung bekerja. Ia sudah diangkat menjadi asisten kepala chef sehingga jadwal kerjanya semakin padat, jadi jarak harus dipersempit supaya Nayoung bisa mengawasi makanan yang tersaji di kafe agar sesuai standarnya.

"Enak saja hanya diskon. Young sudah mahal, Hyun. Harusnya kami yang memberikan diskon atas tarif kami karena kafe itu milikmu dan Nayoung."

Aku mendecih tapi tak menjawab karena harus membasuh wajahku yang penuh busa dengan air. Yoongi juga harus berkumur untuk membuang busa di mulutnya. Aku tidak mengerti, sekarang sudah banyak produk pasta gigi yang tidak berbusa, tapi Yoongi masih suka menggunakan yang menghasilkan banyak busa.

"Mulai sombong, huh? Sampai perhitungan padaku dan Nayoung juga."

"Kalau aku tidak perhitungan, kau mau makan apa? Lian mau beli susu dari mana? Penghasilanku dari perhitungan itu, kautahu?"

"Oke, aku kalah," kataku dengan senyum tipis yang dibalas oleh Yoongi. Kami tidak sedang berdebat. Perbincangan seperti ini sering terjadi saat kami sama-sama membersihkan diri di kamar mandi sebelum tidur. Topiknya macam-macam dan tidak jarang apa yang dibicarakan adalah sesuatu yang tidak jelas.

Aku meraih handuk putih kecil yang menggantung di samping cermin atas wastafel untuk mengeringkan wajahku yang basah. Habis itu aku menggunakannya untuk mengusap pinggir bibir Yoongi yang agak basah sehabis berkumur tadi. Masih ada sebagian busa yang tertinggal di pinggiran bibirnya. Kebiasaan.

"Yoon, kau tidak mau ganti pasta gigi? Busamu selalu belepotan, seperti anak kecil."

"Tidak. Aku suka rasanya."

"Ada rasa yang sama dan tidak berbusa."

"Kalau tidak berbusa, kau tidak akan membersihkan bibirku seperti ini."

Mataku menyipit padanya. Jadi selama ini Yoongi sengaja meninggalkan sisa busa di pinggir bibirnya supaya aku bersihkan? Rupanya Yoongi lebih anak kecil dari yang kukira. Manja sekali. Jangan-jangan malah akan lebih kekanakan dari Lian.

"Manja!"

"Memang," balasnya diiringi kecupan ringan di bibirku. "Besok aku harus ke Gwangju selama tiga hari. Aku tidak bisa manja seperti ini untuk sementara."

"Manja-manjaan dengan Kihyun saja sana. Kau selalu dapat kamar hotel dengannya, 'kan?"

"Kau mau suamimu jadi pria tidak normal?"

"Tentu saja tidak."

"Makanya jangan bicara aneh-aneh."

Selanjutnya Yoongi mengecupku lagi, lagi, dan lagi. Kecupan singkat namun dilakukan beberapa kali dan berakhir aku diangkatnya untuk didudukkan di atas wastafel. Celana piyamaku jadi sedikit basah.

Ciuman kami berlanjut jadi tidak sekedar kecupan. Ciuman yang dalam dan semakin panas. Aku paling suka rasa yang Yoongi ciptakan sehabis sikat gigi. Sama sepertinya, aku juga suka rasa pasta gigi yang Yoongi gunakan. Aku selalu menyarankan supaya ia mengganti pasta gigi, tapi aku sendiri sudah terbiasa dengan rasa mulutnya dengan pasta gigi berbusa itu.

Jika ganti, mungkin rasanya akan terasa asing.

Ciuman Yoongi berpindah ke area lain. Dagu, leher, telinga, mata, seluruh bagian wajahku dijajah oleh bibirnya. Tangannya yang tidak mau diam pun menyusup ke dalam piyamaku, meraba apa yang menjadi kesukaannya di sana. Namun sebelum semua berlanjut lebih lanjut, aku menghentikannya.

"Aku sedang dalam periodeku, Yoon. Aku tidak bisa menyelesaikan ini. Kasihan kaunya."

"Kau bisa," katanya bersikukuh. "Tidak dengan yang bawah, selesaikan dengan yang atas. Mulutmu dan tanganmu sudah cukup."

Kemudian Yoongi melanjutkan apa yang sempat tertunda tanpa bisa kuhentikan.

***

A/N: Ini fict dari sebulan yg lalu n lupa post di sini. Buat endingnya... maap 😁😁😁

YoonHyun [Yoongi x Hyunjung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang