Ini moment cukup penting sih di pernikahan mereka. Jadi... read it.
***
Semakin besar perutku, semakin besar pula rasa sensitif dalam diriku. Jika sebelumnya aku sering masa bodoh dengan berbagai hal, kini aku sering repot sendiri dengan sesuatu yang sebenarnya tidak begitu penting. Rasanya mengganggu saja.
Aku hanya semakin senstif, tapi tidak ingin sesuatu yang macam-macam, mungkin sekedar nafsu makan yang berkurang. Justru Yoongi yang ingin makan ini dan itu, dan di waktu yang terkadang tidak masuk akal.
Pernah sekali Yoongi ingin es krim coklat saat musim dingin dan tengah malam. Yoongi membangunkanku hanya untuk itu dan aku kesal setengah mati. Kami berdebat malam-malam dan berakhir Yoongi tidur di kamar lain karena aku mengusirnya. Esok paginya aku minta maaf dan kubelikan es krim coklat satu ember untuknya.
Seminggu kemudian, Yoongi flu karena memakan es krim itu banyak-banyak tanpa peduli cuaca.
Musim semi telah tiba dan kehamilanku memasuki bulan ke enam. Perutku juga semakin membesar, seiring berat badanku yang semakin meningkat lebih dari sepuluh kilogram. Badanku bengkak tapi kata dokter masih cukup normal. Bayi di dalam rahimku juga sejauh ini sehat.
"Jadi laki-laki atau perempuan?" tanya Yoongi.
Hari ini aku memang pergi ke dokter untuk memeriksakan kandunganku dan Yoongi tidak bisa menemaniku karena harus mempersiapkan album baru Young yang rencananya akan rilis musim panas mendatang.
"Tidak tahu," jawabku. "Aku sudah bilang 'kan kalau maunya kejutan saja untuk jenis kelaminnya?"
Yoongi memajukan bibirnya. Kami beda pendapat soal keingintahuan mengenai jenis kelamin. Jika sudah bisa diketahui, itu akan mempermudah saat pembelian peralatan bayi nanti. Tapi aku berpendapat lain karena aku ingin kejutan. Untuk peralatan bayi 'kan ada yang model dan warna yang netral, bisa untuk laki-laki maupun perempuan.
"Memang kau maunya apa? Laki-laki atau perempuan?" Aku balik bertanya.
"Kau sudah menanyakan itu puluhan kali," kata Yoongi.
"Memang iya?"
"Ya. Minggu lalu kau menanyakan itu dan awas saja kalau cuma gara-gara ini kau menyuruhku tidur di kamar sebelah."
Aku meringis. Sudah jadi kebiasaan selama aku hamil, aku menyuruhnya tidur di kamar sebelah karena kesal. Sudah kubilang jika aku jadi semakin sensitif dan mau tidak mau imbasnya terkena ke Yoongi.
"Aku mau laki-laki," jawab Yoongi pada akhirnya.
"Tidak perempuan saja?"
Yoongi memutar bola matanya malas. "Kita tidur sekarang."
"Hei!"
Yoongi mengabaikanku dan memelukku setelah matanya terpejam. Aku 'kan hanya bertanya kenapa tidak perempuan saja, kenapa jadi dia yang kesal padaku? Belakangan Yoongi jadi semakin menyebalkan.
***
Semakin besar perutku, semakin sibuk pula Yoongi bekerja untuk persiapan album Young. Oleh karena itu, Yoongi meminta Taehyung untuk tinggal sementara di apartemen kami supaya aku tidak sendirian jika ia tidak bisa pulang dan harus bermalam di studio.
Omong-omong soal studio Young, mereka baru selesai merenovasi bangunan lama agar lebih rapi dan fungsional dari sebelumnya. Maka selama renovasi kemarin, mereka menyewa studio musik sampai ke daerah Gangnam supaya album mereka selesai tepat waktu.
Sebenarnya mereka bisa saja membeli gedung baru, tapi mereka tetap ingin di gedung lama. Kenangan akan perjuangan mereka ada di sana, jadi cukup buat jadi lebih bagus dan nyaman untuk ditempati. Baru minggu lalu mereka kembali ke basecamp yang sudah lebih nyaman untuk bekerja dengan musik mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
YoonHyun [Yoongi x Hyunjung]
FanfictionDi awal musim gugur, kehidupan baru mereka resmi dimulai. Mereka tahu jika cinta saja tidak cukup dalam menjalani kehidupan setelah menikah. Namun mereka yakin, dengan cinta yang mereka miliki, mereka dapat melewati segala rintangan, seperti enam ta...