Lian terpaksa kuungsikan ke rumah Ibu karena malam ini ruang tengah rumahku akan penuh dengan kaleng bir yang mungkin tak hanya berserakan di meja, tapi juga sampai di lantai. Kihyun membawa tiga pak, dan masih memalak persediaan bir di kulkasku.
Ia menagih janji. Yoongi menyelesaikan deadline lagunya, dan aku akan mendengarkan curahan hatinya yang patah karena kepergian Yeonjoo, mantan kekasihnya. Hubungan yang telah dibina selama bertahun-tahun itu akhirnya kandas dua minggu yang lalu.
"Apa ini salahku? Apa aku terlambat menunjukkan keseriusanku?" Kihyun terus meracau menyalahkan dirinya sendiri atas keputusan Yeonjoo untuk memutuskan hubungan dengannya.
"Aku tidak mungkin melamarnya sebelum panggilan wamilku tiba, 'kan? Aku juga tidak segila kau yang malah memutuskan hubungan saat tiba giliranku."
Wajib militer Kihyun baru selesai dua bulan yang lalu. Ia mempertahankan hubungannya dengan Yeonjoo karena setahuku itu komitmen mereka untuk bertahan. Aku tidak tahu bagaimana mereka menjalani dua tahun kemarin, tapi semua masih tampak biasa- biasa saja saat Kihyun bebas tugas. Yeonjoo masih mengikuti pesta penyambutan Kihyun kembali di Young, tapi tahu-tahu kabar mereka putus terdengar dua minggu yang lalu.
"Yeonjoo tidak mengatakan apa pun? Tidak mungkin dia memutuskanmu tanpa alasan." Yoongi meneguk kaleng bir keduanya. Ia tidak banyak minum karena harus tetap sadar saat mendengarkan cerita sedih Kihyun.
"Yeonjoo hanya bilang bahwa kita sudah tidak bisa bersama lagi."
"Hanya itu?" Aku bersuara. Yeonjoo tidak mungkin memutuskan hubungan yang terjalin begitu lama hanya dengan alasan itu.
"Kalian bertengkar?"
"Sedikit."
Aku dan Yoongi saling bertatapan. Mulai mengerti di mana letak titik terang permasalahan kehidupan percintaan Kihyun. Pertengkaran Kihyun dan Yeonjoo memiliki skala yang berbeda. Sedikit bagi mereka, bisa termasuk pertengkaran cukup besar bagi pasangan lain.
Tingkat toleransi mereka untuk satu sama lain cukup besar. Mereka tidak akan mempermasalahkan kesalahan sepele demi perdebatan tidak sehat yang akan membuat hubungan mereka rusak tidak jelas. Tapi sekali pertengkaran tercipta, bisa jadi kesalahan yang diperbuat bukanlah hal yang kecil.
"Yeonjoo selingkuh?" Yoongi berspekulasi.
"Ya!" Kihyun menyalak, berarti bukan itu.
"Kau yang selingkuh?" Aku menuduh.
"Memangnya aku sudah gila?"
Baiklah. Yang ini juga bukan. Kami sama-sama tahu bagaimana Kihyun sangat setia pada Yeonjoo dan sebesar apa cintanya pada dokter itu.
"Lalu apa?"
Kihyun tidak menjawab. Ia membuka kaleng baru, meneguk isinya hingga tandas kemudian. Mataku menyipit, seolah berusaha membaca apa yang sebenarnya terjadi di antara Kihyun dan Yeonjoo. Saat mendengar kabar putusnya hubungan mereka pun, aku tidak berani bertanya langsung pada Yeonjoo. Mencampuri urusan pribadi orang lain adalah sesuatu yang kuhindari.
"Katanya lelah." Kihyun kembali bersuara. "Yeonjoo bilang, dia lelah menjalani hubungan denganku. Saat kutanya apa karena aku terlalu lama mengulur waktu untuk melamarnya, dia bilang bukan. Malah Yeonjoo bilang, dia sedang tidak ingin memikirkan hubungan yang lebih serius lagi."
Aku dan Yoongi sama sekali tidak dapat memahami. Pola pikir mereka dalam menjalani hubungan terkadang tidak dapat dimengerti orang lain. Terkadang mesra sampai diumbar ke orang lain, terkadang mereka seakan bosan terhadap satu sama lain. Itu pun juga diumbar pada orang lain.
Namun tidak ada yang dapat mengerti bagaimana perasaan mereka yang sesungguhnya. Aku tahu jika mereka masih saling mencintai--atau mungkin tidak, tapi putus bukan sesuatu yang pernah kubayangkan sebelumnya. Setahuku, Yeonjoo mencintai Kihyun dan lelah akan hubungan dengannya terdengar tidak masuk akal bagiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
YoonHyun [Yoongi x Hyunjung]
FanfictionDi awal musim gugur, kehidupan baru mereka resmi dimulai. Mereka tahu jika cinta saja tidak cukup dalam menjalani kehidupan setelah menikah. Namun mereka yakin, dengan cinta yang mereka miliki, mereka dapat melewati segala rintangan, seperti enam ta...