Atasan Baru

9.8K 814 29
                                    

Atasan baru itu memang menyebalkan. Otakku dipenuhi pikiran-pikiran buruk dan umpatan yang ingin kulontarkan padanya, tapi mengingat status kepegawaianku di sana bisa terancam, aku memilih memendamnya sendiri. Nanti kalau jam kerja sudah berakhir, pulang, dan bertemu Yoongi, otakku akan kembali bersih.

Omong-omong soal Yoongi, ke mana beruang kutub kesayanganku itu? Sejak aku masuk rumah, melepas sepatu, dan mengambil air mineral yang tengah kuteguk ini dari lemari pendingin, aku belum melihatnya sama sekali. Saat aku dalam perjalanan pulang tadi, Yoongi bilang melalui telepon jika ia sudah di rumah.

Apa mungkin Yoongi sedang mandi? Tapi siapa yang menyiapkan air panasnya? Sejak musim dingin datang minggu lalu, Yoongi sok manja dan hanya mau mandi dengan air panas, tapi tidak mau menyiapkannya sendiri. Selalu minta aku yang menyiapkan, padahal hanya tinggal menyalakan kran khusus air panas, lalu mencampurnya dengan air dingin sampai suhu air terasa hangat dan sesuai dengan suhu tubuhnya.

"Sudah pulang?" Kepalaku sontak mendongak begitu mendengar suara yang sangat familiar itu. Sedang menuruni tangga dari kamar atas, Min Yoongi dengan celana jeans, kaus yang dibalut jaket dari brand favoritnya. Dia belum mandi.

"Kukira kau sedang mandi," kataku, mengutarakan dugaanku karena tidak mendapati kehadirannya saat masuk rumah tadi.

"Yang menyiapkan air panas saja baru pulang, bagaimana mau mandi?"

See? Yoongi tidak mau menyiapkan air panasnya sendiri.

"Mau kusiapkan sekarang?" tawarku. Sekarang sudah hampir jam sepuluh malam. Meski mandi dengan air panas--hangat, tetap saja tidak baik jika mandi terlalu malam, apalagi sekarang sudah masuk musim dingin.

"Tidak. Nanti saja." Yoongi menolaknya.

Sampai di hadapanku, Yoongi segera memelukku. Tangannya melingkar di pinggang, kepalanya bersandar di pundak. Aku pun melakukan hal yang sama. Hampir setiap hari kami melakukan hal ini, saling memeluk saat pulang. Entahlah ... tapi kami malah jadi romantis setelah menikah. Ini terjadi begitu saja, secara alami. Tidak kami rencanakan sama sekali. Maunya, biarkan semua mengalir apa adanya.

"Harimu menyenangkan?" tanya Yoongi yang tanpa ragu kujawab dengan gelengan kepala, yang tentu saja dirasakan olehnya.

"Ada atasan baru super menyebalkan yang baru dimutasi ke kantorku," kataku. Kami biasa berbagi apa saja yang kami lalui seharian saat sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Aku yang biasa banyak cerita, karena apa yang Yoongi temui hanya kisaran anggota Young saja, yang mana aku sudah sangat mengenal mereka.

"Laki-laki atau perempuan?"

"Laki-laki. Namanya Lee Sunghwa. Dan dia tampan sekali."

Yoongi melepas pelukannya dan menatapku kesal. Katanya menyebalkan, tapi masih sempat memujinya sangat tampan. Mungkin Yoongi berpikir begitu. Yoongi pernah bilang, meski sudah menikah, penyakit kecentilanku tidak sembuh sama sekali.

"Dia memang sangat tampan, Yoon." Aku tidak mungkin menyebut orang tampan dengan sebutan jelek. "Tapi setampan apa pun dia, kalau menyebalkan, apa gunanya? Masih jauh lebih baik beruang kutubku yang satu ini."

"Oh ... berhentilah menggombal!" Yoongi tertawa pelan. Dia tidak jadi kesal.

"Oke. Biar kusiapkan air panas untukmu dulu. Kau tidak boleh mandi terlalu malam."

"Mau mandi bersama?"

***

Sekarang sudah hampir jam sebelas malam, dan kami baru selesai mandi. Aku menyiapkan air panas tidak sampai sepuluh menit, dan kami langsung mandi setelah itu--mandi bersama kusetujui. Tapi yang membuat kami lama adalah ... itulah. Rasanya agak aneh jika aku menjelaskan apa yang kemungkinan besar dilakukan sepasang suami istri yang mandi bersama dalam kurun waktu yang cukup lama.

Lagipula, aku baru menyelesaikan periodeku bulan ini, dan seperti biasa Yoongi akan balas dendam dengan mengajakku 'bermain' cukup lama.

Oke. Lupakan masalah 'permainan' kami.

"Jadi kenapa atasan barumu itu menyebalkan?" Obrolan kami dimulai. Yoongi sedang duduk di atas ranjang dengan kaki bersila dan memangku laptop. Rambutnya masih basah, tapi tidak mau dikeringkan. Katanya, menunggu aku selesai dengan rambutku dulu, baru setelah itu aku mengeringkan miliknya yang kini berwarna abu-abu dicampur pirang.

"Dia memerintah dengan semena-mena." kataku sembari mengeringkan rambut di depan cermin meja rias. "Aku baru mengerjakan tugas yang satu, dia sudah memberikan tugas-tugas yang lain. Sudah begitu, pakai teriak-teriak pula."

"Bukankah atasan itu umumnya begitu?"

"Taekwoon Sunbae tidak," sanggahku. "Kalau ada karyawan yang berbuat salah, Taekwoon Sunbae akan mengarahkannya dengan baik, supaya tidak mengulangi kesalahan lainnya. Beda jauh dengan Lee Sunghwa itu. Dia sama persis denganmu saat SMA dulu."

"Aku?" Yoongi mengalihkan pandangan matanya dari layar laptop. "Kau menyamakan suamimu dengan atasan barumu yang menyebalkan?"

Oh ... Yoongi sedang merajuk sekarang.

"Kau saat SMA dulu, Yoon. Bukan yang sekarang."

Memang benar. Bahkan dulu, saat SMA aku sempat antipati terhadap Yoongi yang punya mulut super menyebalkan, blak-blakan, tanpa mau memikirkan perasaan lawan bicara, apalagi kalau sudah menyangkut basket. Dunia Yoongi kala itu.

"Hyun ... pada akhirnya kau jatuh cinta setengah mati pada aku yang super menyebalkan itu." Yoongi seolah ingin menegaskan fakta yang sudah banyak orang ketahui.

"Lantas?" Aku sampai mematikan pengering rambutku-padahal rambutku masih setengah kering-dan meletakkannya ke atas meja sebelum memutar posisi dudukku untuk menghadap Yoongi. "Kau pikir aku akan seperti itu juga pada Lee Sunghwa? Jatuh cinta dan sampai menikah dengannya?"

"Tidak sampai sejauh itu juga, Hyun," Yoongi nampak ngeri dengan imajinasiku tadi. "Tapi ... kau 'kan masih punya penyakit kecentilan yang tak kunjung sembuh. Dengan Kihyun saja kau masih terang-terangan menyebutnya manis di depanku. Dengan atasanmu yang katamu super tampan itu ... siapa tahu?"

"Astaga, Yoon!" Ketika cemburu, imajinasi Yoongi bisa lebih parah dariku. "Pertama, Kihyun memang manis dan aku tidak mau bohong soal itu, dan kedua, Lee Sunghwa itu sama pendeknya denganmu. Kalau aku mau kecentilan dan sampai lupa pada beruang kutubku, dia harus lebih tinggi dari Taekwoon Sunbae, harus dua kali lebih tampan dari dirinya sekarang dan yang pasti, dia harus jauh lebih keren darimu. Itu baru mampu membuatku kecentilan padanya."

"Belum sampai membuatmu lupa beruang kutubmu?" Yoongi memancingku.

"Selama beruang kutubku adalah Min Yoongi, siapapun takkan pernah bisa membuatku melupakannya," jawabku yakin. "Aku 'kan sudah pernah bilang jika aku hanya cinta Min Yoongi, jika--"

"Bukan Min Yoongi, maka tidak ada yang lain." Yoongi melanjutkan kata-kataku.

***

Ini lho ... atasan baru yang namanya Lee Sunghwa itu. Alias Mas Gray.

 Alias Mas Gray

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


YoonHyun [Yoongi x Hyunjung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang