Tidak banyak yang kulakukan malam ini karena kafe sudah mulai sepi dan akan tutup lima belas menit lagi. Pekerja paruh waktu sudah mengambil alih pekerjaan membersihkan meja dan kursi, begitu juga dengan dapur. Tanggung jawabku hanya mengurus pemasukan di mesin kasir.Ah, ada satu hal lagi yang kulakukan sembari menghitung yang hampir selesai ini. Memperhatikan satu-satunya pelanggan yang tersisa, yang duduk di sudut dengan wajah seriusnya.
"Noona, semuanya sudah selesai," ucap seorang pekerja paruh waktu yang tadi bertanggung jawab pada meja dan kursi. Namanya Kang Daniel.
"Oh, baguslah. Kau boleh pulang."
"Tapi bagaimana dengan meja yang masih ada pelanggannya itu?" Daniel menunjuk meja yang diduduki oleh pelanggan yang sejak tadi kuperhatikan. Maksudnya, kafe sebentar lagi tutup dan Daniel akan membersihkan meja itu sekalian saat pelanggan itu pergi.
"Biar aku yang mengurusnya. Tapi bisa kaubuatkan satu Americano sebelum pulang?"
"Tentu."
Daniel meracik satu cangkir Americano panas dengan terampil. Ia masih terbilang baru bekerja di sini tapi kemampuan belajarnya sangat cepat. Berbagai aneka kopi bisa dibuatnya dan hasilnya juga memuaskan. Orangnya juga ramah dan jadi idola baru di antara para pelanggan perempuan karena wajahnya juga tampan.
"Ini, Noona."
"Terima kasih. Pulanglah."
"Sampai bertemu besok, Noona."
Daniel pamit dan keluar melalui pintu samping khusus karyawan. Aku pun yang sudah selesai dengan hitunganku, mengantarkan Americano yang dibuat Daniel kepada pelanggan yang tersisa itu.
"Kopimu, Pelanggan."
Pelanggan itu mendongak padaku. Masih dengan wajah serius yang tak lama kemudian dihiasi senyum tipis. Ia berujar terima kasih sebelum kembali berkutat dengan buku catatan sampul coklat miliknya.
"Lagu baru lagi?" kataku sembari mengambil duduk di hadapannya.
Pelanggan bernama lengkap Min Yoongi itu menggeleng. "Bukan. Ini lagu yang kukerjakan minggu lalu."
"Yang untuk solois perempuan itu?" Yoongi mengangguk. "Bukannya kau bilang itu sudah selesai?"
"Melodinya sudah. Liriknya belum menyentuh setengah."
Aku menopang dagu dengan satu tangan, memperhatikan lagi dengan lebih seksama wajah seriusnya. Mungkin karena aku sudah terlalu menggilainya, jadi apa saja yang dilakukannya aku suka. Termasuk saat Yoongi sedang fokus dengan pekerjaannya. Wajahnya cenderung datar--terlebih saat berkutat dengan lirik, tapi kharismanya justru memancar begitu kuat. Yoongi biasa menyombongkan itu dengan istilah seksi.
"Mau kubantu cari inspirasi lagi supaya lirikmu cepat selesai?" ucapku lagi.
"Bagaimana?"
"Lihat saja aku."
Yoongi terdiam dengan aku masih jadi pusat perhatiannya. "Sepertinya aku kembali ke studio saja."
"Kenapa? Apa sesuatu yang jorok di komputermu mau dijadikan sumber inspirasi?"
"Aku bukan Namjoon," elaknya. "Lagi pula, laguku bukan lagu dengan lirik seduktif. Kalau memang begitu, aku tinggal mengajakmu pulang cepat. Tidak perlu membuka file biru di komputer."
"Apa itu artinya kau mengakui masih menyimpan file biru itu?"
"Masih ada sedikit, tidak sebanyak milik Namjoon. Itu saja aku lupa kapan terakhir membukanya."
Dasar pria!
"Ya sudah. Selesaikan pekerjaanmu dan kita pulang bersama nanti. Akan kutunggu sampai kau selesai."
Aku baru saja mau bangkit. Rencananya aku akan menunggunya di ruang loker karyawan di belakang. Tas dan jaketku juga ada di sana. Tapi belum juga aku melangkah, Yoongi sudah menghentikanku dengan ucapannya.
"Mau ke mana?"
"Ke ruang belakang. Kenapa?"
"Di sini saja," katanya. Ia menarik tanganku untuk kembali duduk. "Aku butuh inspirasi."
***
A/N: Aku tahu ini singkat bgt. Kelewatan singkat pdhl udah lama bgt aku gak update. Makasih yg udah mau baca, vote, bahkan komen. Terakhir update itu views baru nyentuh 16k. Lama gk kejamah kok udh 21k lebih. Makasih byk pokoknya. Smg abs ini bs lebih rajin update Yoonhyun. Kangen moment mrk, apalagi sama Lian.
Adakah yg kangen juga sma mrk?
(Dan sekarang udah menyentuh dua ratusan keee) Thank u so much para bucinnya Yoonhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
YoonHyun [Yoongi x Hyunjung]
FanfictionDi awal musim gugur, kehidupan baru mereka resmi dimulai. Mereka tahu jika cinta saja tidak cukup dalam menjalani kehidupan setelah menikah. Namun mereka yakin, dengan cinta yang mereka miliki, mereka dapat melewati segala rintangan, seperti enam ta...