Riak Metropolitan

130 13 4
                                    

[Mon, July 11st 2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Mon, July 11st 2016. 8:40 p.m]

Derap gelap kehidupan metropolitan terhampar di seluk mataku,
Gemercik riak membuat bising jalanan; menghalau demi uang dan kefanaan.

Aku mencintai kehidupan malam ini karena hanya dengan berlenggak lenggok seonggok uang langsung kudapat-tabu memang.
Cacian dari sekitar tak ayal membuatku jengah, namun mana kupeduli?
Mereka sering menyeruku dengan panggilan 'bitch' tetapi aku suka menyebut diriku sendiri 'witch'.
Terlalu sarkastik, bukan?

Tidak!
Aku sama sekali tak peduli.
Merayu dengan polesan gincu merah,
Bergelayut manja dengan menempelkan tubuh pada dada bidangnya adalah caraku memikat hati para lelaki hidung belang itu.

Tak sedikit dari mereka yang menyukaiku,
Tentu saja bukan aku.
Hanya tubuhku yang mereka mau.

Seringkali mereka berikan cambukan pada sekujur tubuh molekku,
Luka semalam belum mengering mereka gores lagi luka yang lain.
Aku hanya memasrahkan tubuhku kepada mereka, ini bukan mauku. Sungguh.

Sialan!
Persetan dengan mereka semua!
Karena jika saat di ranjang aku matipun,
Mereka tidak akan ada yang peduli.

Hidupku dan para riak hanya penuh dengan jutaan kata caci maki yang siap meluncur dari mulut berbisa itu. Tidak akan ada orang yang akan memikirkan kami, kecuali kami sendiri.

Yang kami-Para riak metropolitan pikirkan hanyalah uang. Uang. Dan uang lagi.
Demi merenggut beberapa lembar uang yang sangat berharga itu kami memberikan semuanya kepada lelaki setiap malam berganti. Tak ada satupun yang kami kenali.
Memberikan semua.
S e m u a.

Mereka bilang, aku ini kotor, aku ini jalang.
Mereka bilang aku tak pantas berada di dunia.
Namun apakah pernah sejenak terlintas di pikiran mereka tentang perihal perilaku mereka yang ternyata lebih kotor daripada tingkah lakuku?
Sekali lagi persetan dengan semuanya.

Teruntuk kalian yang merasa lebih suci dari tubuhku, aku ucapkan terima kasih.
Terima kasih.
Terima kasih sekali lagi, karena hujatan kalian akan membuatku semakin bernafsu untuk memperkaya diri.
Tentu saja untuk kami-Para riak metropolitan.

-Rizka Rosa, Shinta Novelisa, Nina Hrm, Adischa, Virgina Rizky Adinda.

rizkarosa | YoungLady_ | IsnainiHermia | adischaaa | rad-ind

Siluet Kata KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang