Jamban Belakang

110 9 0
                                    

[Mon, August 1st 2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Mon, August 1st 2016. 10:41 p.m]

Suara kokok ayam jantan membangunkan tidur lelapku; Aku tersungkur dari kasur sebab Ibu menyiram tubuhku dengan air segayung.

"Bangun, dasar pemalas!" Omel Ibuku.
Hanya dengusan napas aku menjawab omelannya.

Tetiba saja, perutku terasa bergejolak seperti ada yang menggerutkan gerakan usus dalam tubuhku.
Aku berlari mencari pertolongan tentu saja kepadanya-Jamban Belakang.

Dewi fortuna memang sedang ada bersamaku saat ini, sambil menahan perih aku melihatmu merintih dengan wajah menyengrit.
Tentu saja di sini-Jamban Belakang.

Uniknya selalu kudapat sesuatu yang baru di sudut sini,
Selalu ada yang menarik untuk menjadi teman di kala sendiri di sini,
Selalu ada yang terlintas bayang demi bayang kejadian di sini-Jamban Belakang.

Entah aku saja atau kalian juga?
Seringnya imajinasiku berkelana jauh saat aku menghabiskan waktu di sini,
Ide kreatif muncul tanpa henti menghantui,
Dan rasanya aku menikmati segalanya, di sini.

Benar.
Sering kuberpikir di tengah penantian yang melelahkan, Walau harus tersendat saat di ujung pelepasan.

Terkadang pula aku melamun,
Tak menyadari waktu yang berjalan cepat,
Bahkan tanpa tersadar semua sudah selesai.
Hanya bau menyebar yang menanti disiram mampu menyadarkanku dari lamunan itu.

Aku siram sang penantian itu.
Hanya untuk menghilangkan bau yang menyebar ke seluruh penjuru ruangan.

Aku hilangkan air hingga tersisa sedikit.
Terlihat penghuni Jamban Belakang yang akan menerkamku.
Antenanya melambai-lambai membuatku jijik barang sedikit untuk meliriknya.

Penghuni jamban itu berlari dengan cepat ke arah kakiku,
Tak mau kalah kuangkat kedua kakiku dengan gesit dan lebih lincah.

Kuraba kakiku perlahan sambil penasaran dan membatin dalam hati,
Mengapa dia mengejarku?
Mungkinkah kotoran itu lengket di telapak kakiku?

Ah!
Sungguh selain tempat ini sangat melegakan,
Tempat ini juga ternyata sangat menjijikan.
Namun tempat ini memberikanku pelajaran tentang satu hal; seperti apa pun tempat itu pasti ada hal indah di baliknya.

Keindahan itu adalah dari hasil buah pemikiran seseorang yang sedang mencoba pelepasan dan berusaha menghindar dari hal menjijikkan.

Ide cemerlang yang tertoreh dan memberikan aku banyak pemasukan ke rekening Bank.

Terima kasih untukmu, Jamban Belakang.

-Rizka Rosa, Tamara Sarlita, Ahmad Sulton, Firyal Nazhifa, Shinta Novelisa, Azizah.

rizkarosa | tatamaraaa | AhmadSulton_G | firyal_nazhifa | YoungLady_ | azizahazeha

Siluet Kata KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang