Berteman Payung

126 8 1
                                    

[ Thurs, September 22nd 2016, 06 : 32 am ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Thurs, September 22nd 2016, 06 : 32 am ]

Hujan hari ini telah usai, bahkan tak ada lagi rintik - rintik yang berjatuhan.
Karena kulihat genangan itu tak bergelombang.

Namun aku masih memegang erat payungku.

Bukan karena takut jika hujan kembali.
Namun tak ada lagi pegangan yang mampu menampung air mataku.

Karena tepat saat hujan mereda,
langkahmu telah berada jauh dari pandanganku.

Detik kian berubah, hujan tak kian meredam. Bulu - bulu kucing jalanan basah,
membentuk jarum - jarum waktu.
Aku menunggu,
Aku merenung,
Menunggu
dengan harap harap cemas yang tak pasti.

Ah, Pelangi.
Hanya seberkas lukisan pelangi - pelangi bahagia yang mampu mengubah muramnya hujan ini.

Bagiku kau masih satu-satunya.
Terkutuk jika tidak.
Aku harus mendapatkan mu
Kan kupejamkan mata ini dan berbisik, kasih cinta gila itu nyata.

Dan kurenungkan namamu saat pelangi datang. Begitupun saat hujan akan kembali membasahi tanah. Dengan begitu kau akan tetap terkenang.

Terkenang bagai setetes air hujan yang membasahi payung bergambarku.
Yang gambarnya makin jelas saat basah.

Sejelas tapak kakimu yang melangkah dalam genangan kenanganku.

Ahmad Sulton G, Dwi Surya Ananda, Erwin Hawadi Utomo, Adel, Nabhilayas

AhmadSulton_G | dwisuryaananda | ErwinHaw | helloadell | nabhilayas

Siluet Kata KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang