Kapas si Badut

113 13 1
                                    

[Sat, July 23 2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Sat, July 23 2016. 10:44 p.m]

Menoleh kepadamu seperti berjalan dalam kapas murah,
Lembut dan menggelitik.
Namun juga tajam menusuk dengan serat-seratnya, Melukai meskipun hanya diam.

Benang-benang yang entah sejak kapan mematri dalam kulit;
Memanjang,
Meliuk-liuk,
Menelusup,
ke dalam jarimu.

Entah benang itu atau kamu,
Menariku dan menariku.
Dan entah akan dibawa ke mana.

Kedua manik hitam yang menatapku itu meminta, memohon, dan berharap untuk tetap tinggal.
Namun kapas itu berbisik, "Akan sampai kapan mata itu menuntut? Atau nanti gemerlapnya akan ada untuk yang lain?"

Kau adalah si Badut yang tersesat dan menuntut pulang namun justru pulangmu-lah yang membingungkan.
Karena tak ada yang tahu apabila di jalan nanti akan ada rumah yang lain.

Dan si Badut itulah yang menyebar kapas,
Tanpa ketersengajaan dan tanpa tujuan.
Karena yang dia tau, kapas itu menuntunnya pulang.

-Nabhilayas | nabhilayas

Siluet Kata KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang