[Tue, February 21st 2017; 08.00 p.m]
Saat bersama, kita tak pernah mengkhawatirkan dunia. Ketika senyum yang mulai terbiasa menyenangkan, dan rindu yang mulai memabukkan.
Begitu menyenangkan seperti milkshake oreo yang selalu tersaji di depanmu. Sebagaimana pula bahagiaku saat bercanda denganmu. Hingga hari dan lalu lalang begitu saja terlewati.
Entah sejak kapan aku mulai mendambamu
Aku juga mulai melantunkan namamu dalam setiap bait doaku
Aku juga merasa rindu membunuhku
Cinta membakarku, serta kehilangan menjadi tabuAh, kamu membuatku ragu
Hingga aku tak tahu, mengapa aku begitu merindukanmu?
Ingatkah kamu akan milkshake oreo yang menjadi kesukaanku?
Kuharap ingat, karena sampai saat ini kamu itu canduku.Ibarat milkshake, aku oreo yang berpadu denganmu; sang Milkshake
Yang disajikan menarik dan siap dihidangkan
Lalu kelak, seperti milkshake oreo, rasa kita mengikat sampai ke altar sembari cincin melingkar di jemari
Kemudian, akan kita habiskan bersama waktu yang terasa manis—bagiku semua waktu terasa manis asal itu bersamamu; sampai waktu menjemputSecangkir mungkin tak senikmat tempo dahulu
Semakin kuarungi rasanya, semakin pahit dengan segala kenikmatannya
Padahal itu hanya sekadar secangkir oreo milkshake
Yang katanya bisa kita nikmati bersama senjaTuan, jangan lupa
Aku selalu menikmati milkshake oreo kesukaan kita Kamu dan aku
Meminumnya hingga senja, lalu menatap langit sambil mengucapkan harapan-harapan yang diinginkan dalam hati
Setiap hari, hingga sang surya terbenamDan saat rembulan tiba bibir kita saling berpagutan, menikmati sisa cream putih dan coklat yang mencair di lidah
Sampai sebuah dering gadget merusak alam fantasiku, dan menyadarkanku bahwa semua hanya angan-angan— Ahmad Sulton, Rohana, Dentinia, Adell, Kinanti, Putri, Bayu —
KAMU SEDANG MEMBACA
Siluet Kata Kita
PoetryKetika bibirmu tak dapat ungkapkan rasa, Maka biarkan jemari tanganmu yang mewakilinya. Dalam aksara bisu mudah terselip pusara lara, Daripada menanggung duka terlalu lama lebih baik menyatulah bersama suka. Maaf. Beribu maaf. Kami hanya mampu meny...