Rumah yang Hilang

121 10 0
                                    

[Mon, August 22th 2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Mon, August 22th 2016. 10:18 p.m]

Di antara belantara, perjalanan ini akan menjadi sebuah pengharapan terakhir untuk mencari rumah.

Tersandung bebatuan membuat luka pada sela jari kakiku, meringis saja aku.
Terhuyung oleh semilir angin malam membekukan hati rapuhku, kuhembuskan nafas saja sebisaku.

Kau bilang padaku,
"Aku adalah rumah yang kamu cari selama ini, sayang. Kemarilah menuju rumah nyamanmu yang tentu saja adalah Aku."
Hangat merayap menuju selam jiwa; namun saat ini aku hanya bisa pasrah.
Karena aku sendiri layaknya orang hilang yang mencari rumahku sendiri.

Tidak.
Aku bukan penderita Demensia.
Aku hanya kehilangan memoriabilia tentang rumahku --Kamu.

Seujung sisa asa yang kapanpun juga bisa habis. Hanya itu keyakinanku. Sementara kepalaku hanya terisi memori dulu, dimana masih di dalam rumah itu.

Sementara rusuk ini sudah rapuh menyangga ragaku. Bertahun-tahun tak kuperdulikan rasa sakit hanya demi kerinduan semu.

Kerinduan menemukan rumahku yang telah lama tertinggalkan. Bukan aku yang pergi. Hanya rumah itu saja yang seolah tak lagi menerimaku.

Kenapa kamu menutup pintu malam ini, Kekasihku.
Sungguh aku takut, lampu lampu semakin redup. Seakan benar rumahku sendiri tak mau menerimaku.
Angin sepi semakin menusuk sanubari,
Aku hanya bisa meratapi kesendirian ini.

Selamat tinggal,
Kita tak bisa bersatu lagi, tertidur lagi, dan bangkit,
lagi.

Tetapi cintamu masih tinggal menghiasi malamku dengan sinar penuh rahmat, mengisi hatiku.

Aku menunggu. Ketika kaki kecil tak beralas ini mulai menapaki jalan. Dan segenggam kerikil yang ku gunakan untuk mengetuk pintu.
Entah akan sampai kapan aku harus termangu. Aku tidak ingin berjalan sendiri, mengobati lukaku sendiri.
Seolah perjalanan ini hanya ada aku.
Aku, dan aku.

Aku disini tetap menunggu, di tutupi kegelapan malam yang menakutkan. Menunggumu menjeputku, dan lihatlah bintang di langit yang meredup karena kepergianmu.

Sekali saja lihat aku! Lihatlah kemari sayang, ku perlihatkan diriku yang lemah tanpamu.

—Rizka Rosa, Ahmad Sulton G, Dwi Surya, Nabhilayas, Putri.

rizkarosa | AhmadSulton_G | dwisuryaananda | nabhilayas | dryani_

Siluet Kata KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang