Ketika bibirmu tak dapat ungkapkan rasa,
Maka biarkan jemari tanganmu yang mewakilinya.
Dalam aksara bisu mudah terselip pusara lara,
Daripada menanggung duka terlalu lama lebih baik menyatulah bersama suka.
Maaf.
Beribu maaf.
Kami hanya mampu meny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Mon, July 25th 2016. 9:56 p.m]
Matahari sudah ditetapkan menjadi pusat rotasi di antara semua planet di galaksi, Sedang Pluto adalah planet terakhir dari seluruh planet yang ada : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Neptunus.
Matahari dapat memancarkan cahaya untuk menghangatkan dirinya sendiri. Dia tak butuh orang lain untuk berada di dekatnya. Namun berbeda kisah dengan Pluto, dia membutuhkan Matahari untuk membuatnya tetap berotasi. Karena jarak yang terlalu menelanjangi sehingga Pluto sering tak dianggap oleh Matahari.
Pluto tak berguna. Dia tak punya cincin secantik Saturnus, tak berwarna merah merona seperti Venus.
Bukan, bukan Pluto yang salah. Bukan Pluto yang ingin menjadi begitu kasat mata bagi Matahari, Bukan Pluto yang meminta jarak begitu lebar dengan Matahari.
Dalam satu sisi, Pluto sadar dengan segala tulisan takdir di lembaran baginya, Pluto begitu jauh dengan Matahari. Namun bukan sekali dua kali Pluto berteriak menahan amarah dalam dada, Pluto ingin terlihat di hadapan Matahari meskipun tulisan takdir berkata tidak selayaknya itu.
Takdir telah menentukan arah dan jarak antara Pluto dan Matahari. Lantas, siapa yang sanggup mengubah takdir?
Pluto hanya mampu bermimpi, Bermimpi menjadi sesuatu yang istimewa bagi Matahari. Bahkan jauh di dalam dirinya Pluto ingin berada dekat dengan Matahari. Tidak, tidak harus sangat dekat. Pluto hanya ingin Matahari menatap segala kesederhanaannya.
Kenyataan yang begitu menyesakkan ketika seluruh alam semesta tahu bahwa mereka tidak ditakdirkan untuk bersama.
Cahaya dari Matahari yang membutuhkan waktu 5,5 jam sampai ke Pluto semakin membuat rindu memupuk tinggi di permukaan.
Pluto memang memiliki tiga satelit; Charon, Nix dan Hydra, namun kenyataanya Pluto tetaplah kesepian.
Pluto begitu rindu akan kehangatan Matahari, akan sinar terangnya yang selalu menguatkan Pluto.
Satu do'a Pluto; Dia ingin bertemu dengan Matahari untuk sekali saja.
