Hujan Awal Febuari dan Secangkir Cokelat

136 10 2
                                    

[Tue, Febuary 7th 2017; 7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Tue, Febuary 7th 2017; 7.35 p.m]

Sore ini aku termangu di balik selimut yang menghangatkanku dari terpaan hawa dingin karena hujan
Secangkir cokelat panas menemani di genggaman tanganku yang membiru perlahan
Entah sejak berapa pekan lalu hanya hujan dan secangkir cokelat yang selalu menemaniku dengan lelah yang enggan
Kini kudekap lebih tubuhku ketika hujan membawaku berkelana jauh denganmu di dalam angan

Dengan menikmati secangkir cokelat panas
aku termenung memandangi tetesan air yang membasahi jendela
Lalu aku jadi teringat akan dirimu
Dulu, akulah yang dapat mencairkan dinginnya dirimu
seperti cokelat panas yang menghangatkan badanku yang kedinginan

Rindu, aku mengunjungimu lagi
Bersama secangkir cokelat yang hangat
Dan tetesan hujan yang mencumbu bumi
Menciptakan melodi yang kesepian

Selama tetesan hujan turun, aku menghela napas; gusar.
Seakan ada sesuatu yang mengganjal—membuat diri resah seketika
Aku terdiam. Berusaha tenang meski rasanya aneh
Untuk kesekian kali, aku berusaha menyadarkan diri,
Kau tak di sisi.

Hujan, kini kau kembali datang
Rintikmu yang kian menderas membuatku terkenang
Tapi, bersama hangat coklat panas kucoba menghilangkan angan
Tentang dia yang takkan kembali datang

Bersama kepulan uap yang kian menghilang, begitu juga denganmu. Sisakan embun di tepi cangkir yang kian deras bersama rinai hujan. Kau tahu? Aku ingin meniupkan namamu di sela cokelat panas yang kuteguk. Nyatanya tak bisa. Tersedak. Terbatuk. Dan rindumu tak juga hilang.

Ingat saat kau menghangatkanku lebih dari sekedar hangatnya secangkir cokelat?
Ingat saat rintik hujan turun membasahi bumi kau masih di sini dan aku di pelukanmu?
Ahh ... aku terlalu berangan tinggi tentang kau yanb masih di sini
Nyatanya kau telah di sana menghangatkannya dan aku untuk kesekian kalinya menangis mengenangmu bersama rinai hujan dan secangkir cokelat

Namun kali ini aku mencoba menguatkan diri
Mengerti dan tegar jika sekarang aku memang sendiri
Melupakan semua yang memang harus berlalu
Dan membuang juga meninggalkan semua kisah masa lalu

Kini aku mengerti, setegar dan sekuat apa pun aku berusaha melupakan masa lalu, kenangan akan selalu muncul ketika hujan turun
Kenangan tersebut pun perlahan hanyut terbawa rintik hujan
Hujan telah berhenti
Isi cangkirku pun sudah habis
Kini, saatnya aku kembali menatap masa depan
Melangkah maju,
Dan menjadikan masa lalu menjadi pelajaran yang berarti

Melangkah maju,
Bukan berarti kita melupakan masa lalu
Layaknya hujan yang turun pasti meninggalkan bekas yang berarti bagi setiap orang

Sama dengan halnya dengan sebuah kenangan
Sesulit apa pun kita berusaha melupakannya,
Sesungguhnya,
Kenangan itu akan membekas sampai kapan pun.

Kepada hujan di awal Febuari, yang turun lagi malam ini
Menyapaku melalui rintik yang bergerak perlahan di jendela. Sayup berdesing, mencoba mendamaikan hati.
Kepada hujan di awal Febuari, sudah kuputuskan untuk memantapkan hati
Dan bersahabat dengan kenangan

— Tamara, Tiwi, Rohana, Adell, Riri, Nabhila, Lara, Dentinia, Henry, Debiana, Adel —

ExecutiveClub || S_Zone

Siluet Kata KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang