Singa Betina

153 9 17
                                    

[Mon, August 29th 2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Mon, August 29th 2016. 09:28 p.m]

Aku bukan permen karet, Tuan.
Saat sudah kau sesap semua rasa manisku kemudian kau buang di tepi jalan, bagai sampah yang tak pantas diberi perasaan.

Hisap saja rokok pemberianku karena sudah kuberi racun di sana.
Sebelum kau buang aku ke tepi jalan maka akan kuseret kau ke dalam tanah.
Namun tak semudah itu kau mati, sayang.
Aku akan mencabik habis dagingmu hingga tersisa tulang belulang dirimu saja.
Lalu dagingmu itu kuberikan saja pada yang memang membutuhkan, seperti anjing-anjing liar malam yang sedang kelaparan.

Sebelum aku memberikan dirimu pada anjing-anjing itu akan aku buat kamu menderita dahulu.
Kurobek dadamu, kukeluarkan hatimu yang telah memberikan rasa sakit untukku.
Kemudian aku bakar segumpal daging penuh dengki dan benci itu, demi menuntaskan rasa marah ini padamu.

Rasa amarah ini akan selalu berada dalam diriku sampai batas waktu tertentu.
Ini semua karena engkau membuangku begitu saja.

Kau tau?
Aku sangat membencimu.
Akan kulakukan apapun hanya untuk memberimu pelajaran.
Agar engkau paham apa artinya menghargai seseorang dan tidak membuang begitu saja ketika manisnya hilang.

Dan setelah engkau mengetahui dan memahaminya. Aku berharap kalau akulah orang terakhir yang engkau buang.

Jangan pernah memandang rendahan seorang wanita.
Atau engkau akan berurusan dengan seorang singa betina.

Terbayang jelas dalam ingatanku, bagaimana kamu akan memohon saat aku mulai menghabisimu,

Mengiris jemari yang pernah menyentuh pelan pipiku dan mengirimi sejuta pesan yang katanya bernilai cinta,

Menyayat bahumu yang pernah menjadi tempat aku bersandar meski kini tidak lagi nyaman,
Kemudian mencabik tubuhmu yang pernah kurindukan hadirnya dan membakar sebongkah daging bernama hati yang katanya pernah mencintaiku.

Dalam sejuta katanya, terselip luka dan amarah yang kutahan, yang kini menjelma bak hewan buas nan liar di hadapanmu

Tuan,
Berhati-hatilah padaku,
Juga pada perempuan lain yang kau sakiti,
Karena kami bukan sembarang benda yang mampu kau perlakukan sesukamu.

-Rizka Rosa, Azizah, Firyal Nazhifa, Tamara Sarlita.

rizkarosa | azizahazeha | firyal_nazhifa | tatamaraaa

Siluet Kata KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang