#13# Learn to Love

6.6K 680 61
                                    

Sudah lebih dari sepuluh menit ketiganya saling duduk berhadapan tanpa suara. Yoona, Sehun dan Irene sibuk dengan pikiran masing-masing dalam suasana yang masih canggung di dalam kamar kost yang berukuran tidak begitu luas.

"Jujur, aku sangat terkejut dengan berita pernikahan kalian berdua," Yoona sudah tidak tahan untuk tidak berkomentar setelah mendengar penjelasan Sehun perihal kenapa dirinya dan Irene akhirnya melakukan pernikahan secara diam-diam." Jangan anggap sebuah pernikahan itu hal sepele yang bisa kalian permainkan kapan saja. Aku sendiri memang belum memiliki pengalaman itu, tapi banyak dari teman-temanku yang pada akhirnya merasak terluka dan memilih untuk berpisah, "Yoona menggelengkan kepalanya pelan." Apa kalian melakukannya atas dasar cinta?"

Sehun dan Irene sekilas saling menatap, tapi kemudian keduanya diam tidak ada yang menjawab.

"Oh ayolah, kalian sudah dewasa, jujurlah padaku. Aku ini bagian dari keluarga kalian dan aku ada di pihak kalian," Yoona menatap Sehun dan Irene secara bergantian karena ia benar-benar butuh sebuah penjelasan yang masuk akal.

"Aku tidak mencintainya," jawab Sehun dan Irene hampir bersamaan.

Yoona menutup mata dalam kemudian mengatur kembali ekspresi wajahnya seperti biasa.

"Jadi soal bercinta itu....."

"Aku khilaf," Sehun memotong kalimat kakaknya dengan cepat.

Cihhh, Irene melirik sebal ke arah lelaki yang duduk tepat di sampingnya. Mengatakan khilaf setelah berbuat keji adalah hal yang sangat mudah dilakukan oleh siapa saja. Anak kecil pun sanggup melakukan itu.

"Tapi lama-lama dia juga kan menikmatinya," lanjut Sehun yang merasa dirinya terpojok dan tidak mau menjadi pihak paling disalahkan.

"Kejadian itu bahkan pertama kalinya untukku," Irene menimpali dengan nada ketus.

Kini justru Yoona yang terlihat frustasi menghadapi dua orang yang terus beradu argumen merasa diri mereka yang paling benar.

"Terserah kalian mau menyebut kejadian itu bagaimana. Tapi mendengar kata 'menikmati' itu, entah kenapa aku jadi merinding ya," Yoona lantas mengusap-usap kedua lengannya sambil meringis. "Intinya sekarang, kalian berdua itu sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Dan yang harus kalian pikirkan adalah bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi sikap orang tua kalian masing-masing. Cepat atau lambat, orang tua kalian harus mengetahui tentang hubungan ini kan?"

"Ayah dan ibu sudah tahu, kak. Mereka marah dan memblokir semua kartu kreditku," ujar Sehun kecewa. " Itulah kenapa aku menyuruhmu untuk pulang dan meminta bantuan padamu."

"Mereka pantas melakukan itu karena tentu saja mereka sangat terkejut mendengarnya," Yoona melotot ke arah adiknya. "Kau selalu saja mengabaikan perintah mereka dan ini merupakan perbuatan paling gila yang harus kau pertanggubgjwabkan!"

"Kalau kau jadi aku, apa kau mau jika kau dijodohkan dengan orang yang tidak kau kenal, kak? Ayah dan ibu melakukan itu demi kemajuan bisnis mereka. Tidakkah itu sangat keterlaluan?"

Yoona tidak bisa menjawab. Alasan utama ia memilih melanjutkan studinya ke Amerika juga bertujuan untuk menghindari perjodohan yang mungkin akan orang tuanya lakukan suatu saat nanti pada dirinya.

"Tapi kau berani menikahi Irene tanpa memiliki perasaan apapun padanya, jadi apa bedanya dengan perjodohan itu?"

Bibir Sehun bergerak-gerak, butuh waktu untuk merangkai kata yang tepat supaya bisa dicerna dengan baik oleh kakaknya

"Sudah kukatakan aku menikahinya karena bentuk rasa tanggungjawabku yang sudah merenggut....," Sehun melirik ke arah Irene dengan sebal."... yang dia bilang itu kesuciannya. Dan aku bahkan tidak tahu kenapa saat itu aku sangat bernafsu dengan gadis semacam ini. Aku mabuk, jadi aku tidak ingat apapun."

Hey, Playboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang