Chanyeol tidak kunjung bangun dari tidurnya hingga siang hari. Yeri yang masuk ke dalam kamar untuk membangunkan langsung menjerit mendapati kakaknya tergeletak di lantai dengan kondisi tubuh yang sangat lemah.
"Ibu!!"
Nyonya Park bergegas naik ke lantai atas begitu mendengar teriakan putrinya dan ia sangat terkejut melihat suasana kamar Chanyeol yang berantakan serta melihat tubuh putranya seperti orang yang sedang sekarat. Sementara disampingnya puluhan obat tidur berserakan dimana-mana.
"Kak, bangun kak, ayo bangun!!!" Yeri menepuk-nepuk wajah Chanyeol cukup keras, namun lelaki itu tidak memberi respon apapun sekalipun ia masih terlihat bernafas.
"Aku akan menelepon ambulan," dengan derai air mata Nyonya Park berlari turun ke lantai bawah.
*
Irene terbangun karena mendengar ponselnya terus berdering sejak bebetapa menit yang lalu.Ia mengucek matanya perlahan dan meraih benda tersebut di atas nakas.
"Yeri? Ada apa?"
"Kakakku masuk Rumah Sakit."
Hanya kalimat pendek itu yang Yeri ucapakan dan ia memutuskan sambungan tanpa memberi kesempatan Irene untuk bicara.
Jadi secepat kilat Irene turun dari tempat tidur. Ia membasuh wajahnya di wastafel dan menyikat gigi dengan cepat. Kemudian ia kesana-kemari dengan ekpresi cemas untuk berganti pakaian dan sedikit merapikan rambutnya yang berantakan.
"Kau mau pergi kemana Ren?" Sehun heran melihat Irene seperti orang kebakaran jenggot.
"Chan masuk Rumah Sa..," Irene tidak jadi menyeleseikan kalimatnya. "Aku harus pergi.''
"Biar kuantar," Sehun meraih kunci mobilnya dan berjalan cepat mengikuti langkah Irene keluar dari apartemen.
Keduanya tidak saling bicara selama dalam perjalanan menuju Rumah Sakit dimana Chanyeol dirawat. Irene merasa tidak enak kenapa Sehun dengan sukarela mau mengantarnya kesana. Bukankah tindakannya itu sama saja seperti ia sedang ingin melukai hatinya sendiri?
Yeri kini berdiri di depan pintu kamar Chanyeol di rawat, matanya memerah karena terlalu banyak menangis. Ia hanya menatap kedatangan Irene dan Sehun dengan ekspresi datar.
"Kakakku sangat terluka, dia mungkin sengaja menelan pil tidurnya terlalu banyak," beritahu Yeri setelah Irene dan Sehun sampai di hadapannya. "Masuklah dan ajak dia bicara."
Irene menatap Sehun cukup lama, ia bingung antara ingin menemui Chanyeol di dalam ruanganz namun di sisi lain hal tersebur pasti akan sangat menyakitkan bagi Sehun.
"Masuklah dan temui dia, aku akan menunggu di luar," Sehun mengangguk pelan dan ia duduk di deretan bangku tunggu yang ada disana bersama Yeri.
Sekali lagi Irene menatap Sehun dengan seksama sebelum akhirnya dia memutar knop pintu lalu masuk.
Chanyeol sudah tersadar dan ia tengah terbaring dengan wajah pucat pasi. Ketika Irene berjalan mendekat, matanya menelusuri guratan kesedihan yang terpancar di wajah lelaki itu.
"Apa yang sebenarnya kau lakukan, apa itu karena aku?" tanya Irene yang merasa janggal dengan kejadian ini.
Chanyeol tidak menjawab, ia tidak membenci Irene tapi ia terlalu sedih untuk mengungkapkan seluruh isi hatinya.
"Maaf..," Irene memilih untuk mendekat. "Aku yang memulainya, aku yang membawamu ke dalam kehidupanku yang berantakan ini, dan aku....," bibir Irene bergetar, matanya mulai berkaca-kaca. "...tidak seharusnya kau dan aku bertemu dan saling menyukai, tidak seharusnya seperti ini..."
![](https://img.wattpad.com/cover/79532024-288-k725729.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Playboy
FanfictionTinggal bersebelahan di tempat kost dengan seorang playboy itu, me-mu-a-kan! Mahasiswi jurusan Fashion Design berpenampilan biasa dan berkacamata tebal-Bae Irene-hidup dengan terus di bayang-bayangi segala sesuatu tentang lelaki tampan populer nan k...