#4# New Glasses

9K 766 80
                                        

Tiga hari setelah kejadian itu, Irene mengurung diri di dalam kamar, bersembunyi dan merana. Karena tidak bisa melihat dengan jelas dan kacamatanya rusak, otomatis Irene pun membolos kuliah.

Ia menghabiskan waktunya dengan terus menangis sepanjang hari dan meringkuk di atas tempat tidur tanpa melakukan apapun. Ia juga kehilangan nafsu makan dan malas untuk melakukan berbagai aktifitasnya. Keadaan itu diperparah dengan dirinya yang telah dipecat dari pekerjaannya di cafe Orion karena membolos terlalu lama. Sempurna.

Irene sepertinya harus menunggu sampai bulan depan. Jika ia tidak mendapatkan haid, ia benar-benar akan menyeret Sehun ke rumah orang tuanya di Busan untuk dimintai pertanggungjawaban.

Lain cerita dengan Sehun yang tidak memusingkan perihal acara bercintanya dengan Irene. Ia sama sekali tidak menyesal, bahkan sangat menikmatinya dan tidak menyangka bahwa Irene mampu membuatnya senafsu itu. Dan menurut Sehun, bercinta dengan Irene jauh lebih mengasyikan daripada bercinta dengan gadis-gadis yang pernah ia tiduri sejauh ini. Jika kebanyakan gadis-gadis itu rela menawarkan tubuh mereka secara gratisan, Irene justru memberontak keras. Dan disitulah nilai seninya memang, pikir Sehun dalam hati.

Sehun pun tidak menampik bahwa sebenarnya jika diamati dengan baik tanpa memakai kacamata, Irene lumayan cantik. Hanya sayang penampilannya sangat standar dan terkesan biasa saja tidak seperti kebanyakan gadis-gadis modern di Seoul pada umumnya.

Setelah merasa tiga hari ini Sehun tidak melihat batang hidung Irene, lelaki itu mencoba mengetuk sebelah pintu kamar kostnya. Kamar itu selalu tertutup rapat seperti sudah tidak berpenghuni, tapi Sehun tahu Irene tidak pergi kemana- mana, Irene ada di dalam.

"Aku akan masuk kalau kau tetap tidak mau membukanya," setengah berteriak Sehun memutar knop pintu yang ternyata tidak terkunci. Lelaki itu memutar bola mata bosan melihat Irene seperti mayat hidup yang meringkuk di atas tempat tidur dengan air mata yang membanjiri wajah mungilnya. "Apa kau sama sekali tidak lapar? Kau belum mandi? Tampangmu jelek sekali."

Bukannya menjawab, Irene justru melempar sebuah bantal tepat wajah Sehun dengan kesal. Wajah tampan yang arogan itu langsung melotot mendapat perlakuan kasar dari Irene.

"Hey, Bae Irene, kehilangan kesucian bukan berarti dunia kiamat. Berhentilah menangis, kau hanya akan membuat dirimu jatuh sakit dengan tidak makan dan tidak melakukan apapun. Kau seharusnya beruntung karena aku masih mempedulikanmu sekarang."

Irene membersitkan hidungnya dan mengusap air matanya dengan punggung tangan secara kasar. Tapi ia masih tidak bergeming dari posisinya.

"Ayo bangun," Sehun mencoba berbaik hati, ia mendekati Irene lalu menarik gadis itu untuk duduk di tepian tempat tidur." Seharusnya hari ini aku ada kuliah penuh, tapi aku membolos karenamu. Kubawakan kau makanan, sekarang makanlah."

Sehun membuka kantong plastik yang ia bawa dan mengambil satu bungkus Jjangmyeon.

"Setelah ini kau mandi dan kita akan membeli kacamata baru untukmu. Cepat."

Irene menerima Jjangmyeon dari tangan Sehun hanya untuk menutup kembali kemasannya dan menaruhnya ke tempat semula. Gafis itu berdiri dengan pandangan masih tidak begitu jelas dan berjalan hendak menuju ke kamar mandi.

"Makanlah dulu, baru kau mandi."

"Apa pedulimu?!" cetus Irene dengan nada sengit.

"Nanti kau bisa sakit dan kau akan merepotkanku. Sudah kubilang dan ini pertama kalinya aku mengatakan pada seorang gadis sepertimu bahwa aku akan bertanggung jawab jika kau sampai hamil, kau mengerti? Kau tak perlu khawatir dengan biaya dan segala macam yang kau butuhkan nantinya."

Irene tidak berniat untuk membalas. Ia hanya melangkah gontai masuk ke dalam kamar mandi dalam diam.

Sehun meremas-remas rambutnya dengan geram. Bercinta dengan Irene adalah kesalahan besar. Dia tidak pernah merasa harus sebaik ini pada seoeang gadis atau tertekan karena harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Oh ayolah...Irene hanya gadis culun yang bodoh dan sangat berlebihan mengenai perasaannya. Sehun merasa dirinya tidak seharusnya sebaik itu padanya kan?

Hey, Playboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang