#11# Hospital In Love

7.4K 712 64
                                    


Irene maju beberapa langkah mendekati Oh Sehun, gurat kekhawatiran di wajahnya mulai memudar.

"Mobilmu dibawa kembali ke tempat kost oleh penghuni kamar seberang," kata Irene memberitahu. "Serius kau hanya demam saja?"

Sehun mengangguk lemah.

"Siapa dari keluargamu yang harus kuhubungi sekarang? Ibumu, ayahmu atau siapa?" Irene hendak mengeluarkan ponselnya tapi Sehun menolak.

"Tidak perlu menghubungi siapapun, keluargaku tidak akan menggubrisnya. Aku juga tidak mau berlama-lama berada disini."

Irene kembali meletakan telapak tangannya di kening Sehun. Suhu panas itu seolah menjalar ke dalam tubuhnya sendiri. Dan Sehun tidak keberatan saat Irene menyentuhnya untuk yang kesekian kali. Ia justru meletakan lagi satu telapak tangannya di atas telapak tangan Irene.

"Rasanya nyaman seperti ini," beritahu Sehun setengah berbisik.

Irene yang mendadak berubah canggung hendak menyingkirkan tangannya dari kening Sehun, tapi-sekali lagi-Sehun menahannya kuat disana.

"Jangan pergi, temani aku."

"Telponlah Kai atau siapapun untuk menemanimu," jawab Irene sekenanya. "Aku belum sempat menutup pintu kamar kostku, aku juga belum menyiap-"

"Apa kau lebih mengkhawatirkan tempat kostmu daripada suamimu sendiri?" Sehun berujar sebelum Irene selesai bicara.

Irene diam tidak menjawab, ia lalu menurunkan tangannya dari kening Sehun lantas duduk di kursi dengan suara decakan lirih. Melihat reaksi Irene yang seperti itu, Sehun hanya dapat menghela nafas panjang kemudian menarik selimutnya ke atas.

"Pulang sajalah naik taxi, aku tidak apa-apa disini sendirian," kata Sehun akhirnya.

"Kau ini baru saja menyuruhku untuk menemanimu kan? Lihat, sekarang aku sedang menemanimu, kau malah bilang begitu."

"Pulang saja kalau kau hanya melakukannya karena terpaksa."

"Kau ini benar-benar membingungkan. Sudah untung aku bersedia membawamu kemari. Berterima kasih sedikit apa kau tidak bisa?"

"Iya, iya, terima kasih Ren."

"Bukan seperti itu caranya, kau bahkan mengatakannya tanpa melihat ke arahku. Itu tidak sopan!"

Jadi Sehun langsung melihat lurus ke arah Irene dan mengucapkan kalimat terima kasih dengan nada penuh penekanan.

"Bukan seperti itu juga seharusnya."

"Ya ampun, kau ini cerewet sekali sih!"

Irene jadi kesal, ia bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan itu. Ia tidak benar-benar berniat untuk pergi, hanya sebatas ingin berjalan-jalan di koridor Rumah Sakit daripada harus menghadapi sikap Sehun yang menurutnya sangat menjengkelkan.

Langkahnya tiba-tiba memelan, Irene sedang bertanya pada dirinya sendiri kenapa dia harus mengkhawatirkan lelaki itu? Demi apapun sebenarnya dia ingin acuh, tapi wajah Sehun yang pucat pasi tadi membuatnya tidak bisa hanya berdiam diri saja. Padahal Irene juga tahu perbuatan baiknya hanya akan dipandang sebelah mata oleh lelaki sialan itu.

"Irene?"

Irene menoleh setelah merasa namanya di panggil. Gadis itu sangat terkejut dengan kemunculan Chanyeol sudah berdiri di belakangnya.

"Chan?"

"Hey, apa yang kau lakukan disini?" tanya Chanyeol heran begitu melihat Irene berjalan sendirian di Rumah Sakit tempatnya bekerja.

"Wah..jadi ini Rumah Sakit tempatmu bekerja?" tanya Irene balik.

Chanyeol mengangguk, ia menarik Irene untuk duduk di salah satu bangku yang ada di sana.

Hey, Playboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang