#24# Broken heart, it's so hurt

5.8K 572 141
                                    

"Maaf, aku sudah ada janji dengan seseorang. Maaf sekali ya aku buru-buru harus pergi. Ini kartu namaku, kita bisa bicara lain kali saja," ucap Chanyeol dengan nada sopan. Ia lantas memberikan selembar kartu namanya pada Sehun dan menutup jendela kaca mobilnya kembali.

Sehun baru akan membuka mulutnya ketika mobil Chanyeol perlahan pergi meninggalkan area parkir Rumah Sakit.

Sehun menghela nafas berat, tapi sepertinya ia memiliki rencana lain. Ia pun berjalan kembali masuk ke mobilnya sendiri dan mengikuti kemana arah mobil Chanyeol menuju.

Menurut penilaian Sehun, Park Chanyeol merupakan seorang dokter muda yang cukup tampan. Penampilannya sangat rapi dan caranya berbicara terlihat seperti lelaki yang sangat baik. Beberapa kali Sehun tersenyum getir mengakuinya dalam hati. Pantas saja Irene jadi tergila-gila pada dokter itu. Sudah tampan, mapan, dan mendekati sempurna.

Sehun menginjak rem mobilnya secara mendadak begitu melihat mobil Chanyeol berhenti di salah satu tempat makan di daerah Gangnam. Lebih terkejut lagi saat matanya menangkap sosok Irene yang tersenyum hangat menyambut kedatangan Chanyeol. Mereka berpelukan sesaat kemudian duduk saling berhadapan di salah satu meja yang berada di teras cafe.

Sehun terus mengamati pergerakan keduanya meski kini hatinya serasa di iris-iris perih. Sementara di tempat lain Irene tampak begitu bahagia berbicara ke arah Chanyeol sambil sesekali ia mengelus lengan lelaki itu dengan lembut. Keduanya seperti sedang berbicara secara intens, sebentar-sebentar mereka bahkan tertawa seolah sedang membahas sesuatu yang sangat lucu.

Sehun menutup matanya dalam. Rasa-rasanya ia tidak sanggup lagi melihat kemesraan yang diciptakan oleh keduanya. Oh ayolah, Irene memang istrinya, tapi Sehun sama sekali tidak bisa memiliki hatinya. Kemungkinan besar Irene merasa jauh lebih bahagia bersama Chanyeol daripada dengan dirinya. Sakit memang, tapi itulah kenyataan yang ada sekarang.

Sehun memutar kontak kunci mobilnya dan mulai menyalakan mesin. Ia muak, ia marah dan ingin pergi ke suatu tempat untuk melenyapkan kesedihannya saat ini. Lelaki itu kemudian mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh, dengan amarah yang membuncah, dengan segala kesakitan di hatinya. Setelah itu, ia menepikan mobilnya di depan sebuah taman kota dimana beberapa hari lalu ia dan Irene menikmati es krim berdua disana.

Momen manis itu ternyata hanyalah tinggal kenangan. Karena seberapa keras usaha Sehun untuk membuat Irene jatuh cinta padanya, semua itu hanya akan berakhir dengan sia-sia. Pernikahan mereka bahkan tidak menjamin Sehun bisa memiliki Irene seutuhnya.

*

Sehun duduk di sebuah klub malam , ia mabuk dan tidak peduli pada Oh Hayoung yang terus bersandar di bahunya. Sudah terhitung satu jam yang lalu ia menemani Sehun untuk minum-minum sampai mereka berdua mabuk berat.

"Ternyata kau masih mau menemuiku. Kau tidak bisa terus-menerus membohongi dirimu sendiri kalau kau masih menginginkanku, kan?"

Sehun tersenyum kecut dan perlahan tangannya terangkat untum membelai lembut wajah Ha Young. Keduanya saling menatap cukup lama hingga sebuah ciuman singkat terjadi diantara mereka.

"Ck...dia benar-benar sudah gila!" Krystal dan Kai yang duduk tidak jauh dari meja Sehun, menatap pemandangan mesra itu dengan bergidik jijik. "Jadi dia gadis yang membuat Sehun begitu?" Krystal bangkit dari duduknya, lalu dengan sengaja memisahkan posisi duduk Sehun dengan Ha Young.

"Sehun, kau tahu ini sudah jam berapa kan? Irene mungkin sedang mencarimu, apa tidak sebaiknya kita pulang saja sekarang?" ajak Krystal dengan suara berteriak mengingat alunan musik di dalam ruangan itu menggema cukup keras.

"Irene." Sehun tertawa kecil. " Dia tidak akan mencariku, dia sedang bersama kekasihnya."

"Kau ini bicara apa sih? Ayo berdiri dan kita pulang," kini Kai menarik lengan Sehun, menyeretnya keluar dari ruangan klub meski Sehun sempat menolaknya mentah-mentah.

Hey, Playboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang