#1# Weird neighbor

9.9K 888 101
                                        

Pagi hari sekitar pukul  enam, Irene yang baru bangun tidur dan hendak mengambil cucian yang kemarin ia jemur di lantai atap memekik kaget melihat seorang laki-laki keluar dari sebelah kamarnya hanya dengan berbalut handuk putih. Dan kini laki-laki itu sedang berdiri di depan pintu berhadapan dengan Irene.

"Hai, pagi. Namaku Oh Sehun."

Gadis itu terkejut dan hampir saja mengeluarkan seluruh bola matanya melihat tubuh topless Sehun yang baru saja melempar senyum terbaiknya.

"Ooh..ah ya..,aku Bae Irene. Apa kau penghuni sebelah kamarku yang baru?"

Sehun mengangguk ringan.

"Kau benar, yah...meskipun tempat kost ini sedikit jelek dan kotor, tapi lumayanlah."

Irene mengangkat sudut bibirnya ke atas mendengar kalimat yang baru saja Sehun ucapkan.

Jelek? Kotor? Apa apaan dia? batin Irene dengan mimik wajah tidak suka.

"Semoga kau betah tinggal disini. Salam kenal."

Irene lantas berlalu melewati Sehun untuk menuju ke lantai atap. Disana, ia mengambil beberapa helai jemurannya yang sudah kering dan turun kembali.
Namun Sehun masih ada di sana, di depan pintu kamar kostnya dan tengah berbicara melalui telepon dengan seseorang yang kemungkin itu adalah pacarnya.

"Semalam aku tidur sangat nyenyak dan maaf aku sama sekali tidak mendengar telepon darimu sayang. Bagaimana kalau nanti malam kita keluar? Baiklah, baiklah...oke," Sehun mengakhiri obrolannya dengan senyuman tipis.

Irene yang sedang melintas pura pura tidak mendengar. Ia hanya sepersekian detik menatap Sehun yang juga sedang menatapnya tanpa ekspresi.
Gadis itu kemudian masuk ke dalam kamar kostnya dengan bergidik jijik.

Bagi Irene, Oh Sehun itu memang 100% tampan. Irene baru menyadari bahwa laki-laki itulah yang sering muncul di beberapa iklan televisi. Tapi Irene tidak habis pikir kenapa Oh Sehun bahkan bersedia tinggal di rumah kost biasa seperti ini? Dia orang kaya dan sepertinya dia sangat mampu kalaupun harus tinggal di sebuah apartemen yang mewah, bukan?

Irene menggeleng-gelengkan kepala setelah ia meletakan tumpukan bajunya ke dalam sebuah keranjang. Tidak seharusnya ia pusing memikirkan kehidupan orang lain. Lagipula, masa bodoh dengan siapa itu Oh Sehun. Mau tampan, terkenal, kaya raya atau apalah, Irene sama sekali tidak peduli. Dia hanya merasa lega karena kamar kosong itu kini sudah berpenghuni. Setidaknya setiap malam dia tidak harus dihantui oleh rasa takut atau berhalusinasi mengenai hantu-hantu mengerikan yang bergentayangan. Irene gadis yang lurus dan tidak macam-macam, dia berharap kehidupan kuliahnya berjalan dengan baik seperti apa yang dia inginkan.

Gadis itu lantas bergegas mandi karena pagi ini ia akan mengikuti praktek kuliah menjahit baju di kampus. Itu merupakan salah satu kegiatan yang sangat ia sukai. Ia juga sudah memiliki sebuah konsep matang tentang baju apa yang akan dibuatnya kali ini.

Sekarang Irene berputar menari-nari masuk ke dalam kamar mandi dengan ceria. Dan sepanjang kegiatannya mandi, ia terus bersenandung menyanyikan berbagai lagu yang ia suka dengan suara keras seperti yang biasa gadis itu lakukan setiap harinya.

Setengah jam kemudian, Irene sudah memakai pakaian rapi dan rambut yang dibiarkan tergerai sebatas bahu. Ia memakai kembali kacamatanya, meraih tasnya, dan juga menyambar gulungan kain yang akan ia gunakan dalam praktek perkuliahannya nanti.

Tepat pada saat itu Sehun juga sudah bersiap siap berangkat ke kampus dengan penampilannya yang menurutnya sangat keren. Ia berjalan keluar dari kamar kost dan sempat mendahului langkah Irene tepat di anakan tangga.

"Oh ya, hampir lupa," kalimat Sehun menghentikan langkah Irene seketika. "Bisakah kau sedikit memelankan suaramu saat bernyanyi? Sedikit agak mengganggu telingaku kurasa, suaramu mencicit seperti seekor tikus, tahu tidak?"

Hey, Playboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang