"Ini, untukmu,"
Irene menatap sebungkus permen berwarna pink muda di atas meja dengan bingung.
"Semoga semester ini nilai ujianmu bagus Ren. Selamat berlibur dan sampaikan salamku untuk ayah dan ibumu di Busan," Yeri melirik sekilas pada Irene yang masih terduduk diam di bangkunya. Kemudian gadis itu berlalu keluar dari ruang perkuliahan dengan meninggalkan Irene yang masih memasang ekpresi heran
Perasaan lega mungkin dirasakan oleh semua mahasiswa karena hari ini adalah hari terakhir mereka mengikuti ujian semester. Irene yang seminggu ini kurang tidur akibat terlalu lelah belajar akhirnya bisa tersenyum tulus begitu melihat sahabatnya mulai menyapanya kembali.
"Terima kasih Yer," gumam Irene pada udara kosong sambil meraih permen itu lalu memasukannya ke dalam tas.
Irene lantas melangkah keluar dengan setengah berlari mengejar langkah Yeri di koridor.
"Hey, apa kau tidak mau makan siang bersamaku?Kali ini aku yang akan mentraktirmu, Yer, ayolah..." Irene berteriak memohon.
Yeri berhenti melangkah lalu menoleh dengan satu alis terangkat tinggi-tinggi.
"Bukankah kau sudah ada janji makan siang dengan kakakku? Makanlah dengannya dan kau bisa mentraktirku lain kali, " Yeri kembali berjalan semakin jauh meninggalkan Irene. Rasa egonya yang besar memaksa gadis itu untuk tidak menerima tawaran apapun. Yeri jelas masih marah, tapi sebenarnya ia ingin kembali bersahabat dengan Irene sama seperti saat gadis itu belum memiliki hubungan spesial dengan kakaknya.
"Kalau begitu, kita berdua baru bisa makan bersama semester depan. Ya sudahlah..m," kata Irene pada dirinya sendiri kemudian ia memutuskan untuk duduk di salah satu sofa yang ada di depan bagian akademik.
"Ujianku sudah selesai, aku benar-benar merasa lega. Apa kau jadi mengajakku untuk makan siang?"
Irene mengirim pesan pada Chanyeol dan tidak butuh waktu lama baginya untuk mendapatkan pesan balasan.
[Ok, aku akan menjemputmu kesana, jangan kemana-mana]
Setelah membaca balasan dari Chanyeol, Irene menoleh ke kanan dan ke kiri melihat wajah-wajah teman sekampusnya yang penuh dengan keceriaan setelah menghadapi ujian yang cukup sulit. Suasana kegembiraan pun terlihat cukup jelas karena mereka sebentar lagi akan menikmati liburan panjang akhir semester.
Sekitar sepuluh menit kemudian Chanyeol sudah memarkirkan mobilnya di depan gedung kampus. Dan seperti biasa, Irene berlari kecil menyambut kedatangan kekasihnya yang datang menjemput. Irene lantas meminta rekomendasi tempat makan yang enak pada Chan. Gadis itu juga mengatakan bahwa hari ini karena ujiannya sudah selesai, ia ingin mentraktir Chan makan apa saja.
"Kan sudah kubilang jangan menghambur-hamburkan uang sakumu untuk hal yang tidak penting. Aku sudah bekerja, aku punya penghasilan sendiri. Bukan berarti aku mau sombong padamu, hanya saja aku tidak mau kau hidup dengan boros. Kali ini dengarkan nasehatku baik-baik, Ren."
"Baiklah dokter, baiklah...akan kudengarkan nasehatmu baik-baik," Irene merasa sedikit kecewa tapi ucapan Chan ada benarnya juga. Chan orang yang selalu memikirkan masa depan, dan itu samgat bagus menurut Irene.
Satu tangan Chanyeol bergerak mengacak puncak kepala Irene disusul dengan sebuah senyuman manis. Sayangnya senyuman itu tidak berapa lama sirna begitu matanya bergiulir ke bawah dan melihat sesuatu.
"Irene, Bae Irene.."
Irene menoleh,"Hmm?
"Kemarikan cincinmu!" perintah Chanyeol tanpa melihat ke arah Irene, satu telapak tangannya menjulur ke samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Playboy
FanfictionTinggal bersebelahan di tempat kost dengan seorang playboy itu, me-mu-a-kan! Mahasiswi jurusan Fashion Design berpenampilan biasa dan berkacamata tebal-Bae Irene-hidup dengan terus di bayang-bayangi segala sesuatu tentang lelaki tampan populer nan k...