#30# Wish You were Here

6.8K 632 128
                                    


Yoona terus memandangi sosok adiknya sesampainya mereka di area parkir. Wajah yang tidak menunjukan sedikitpun keceriaan itu masih saja menunduk dalam.

"Yakinkan sekali lagi pada hatimu bahwa kau benar-benar ingin pergi dari Seoul," ucap Yoona lirih. "People say, you'll never know if you never try. Jadi jika nantinya kau mendapat kegagalan, jangan terlalu kecewa. Kau lihat sendiri kan jika tadi ayah dan ibu juga sudah mengijinkanmu. Kami semua menyayangimu, kau mengerti?"

Sehun hanya mengangguk sekali itu. Ia membuka pintu mobil kemudian berpelukan dengan kakaknya.

Ia menggendong tas ransel kulitnya, berjalan memakai penutup wajah diantara lalu lalang orang-orang di dalam sebuah stasiun kereta api.

Ia menggendong tas ransel kulitnya, berjalan memakai penutup wajah diantara lalu lalang orang-orang di dalam sebuah stasiun kereta api

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun berdiri sebentar menunggu jadwal pengumuman keberangkatan tiketnya. Dan begitu kereta yang akan ia naiki datang, Sehun segera masuk untuk mencari tempat duduk miliknya.

Pagi ini kereta tidak begitu penuh, ada banyak bangku kosong yang bahkan tidak terisi. Sehun memilih memasang earphonenya dan mendengarkan lagu sepanjang perjalanan. Mata elangnya menelisik ke setiap pemandangan yang ia lewati. Hamparan rumput luas dan pepohonan hijau rupanya sedikit bisa menghibur suasana hatinya yang sedang buruk.

Keinginan utamanya adalah untuk dapat segera pergi dari Seoul. Melupakan semua kenangan buruk disana dan mencari kehidupan yang lebih baik lagi. Dia pun sadar bahwa keputusannya kali ini kemungkinan besar akan gagal, tapi Sehun sudah menguatkan hatinya sejak semalam. Entah benar atau salah, ia hanya ingin mengikuti apa kata hatinya sendiri.

---

Irene berjalan menenteng tas belanjaannya. Sudah hampir seminggu ini dia berada di Busan dan tugas yang setiap hari harus ia lakukan adalah berbelanja di pasar tradisional. Ibunya orang yang sangat memperhatikan gizi, jadi ia tidak suka membeli makanan di luar dan lebih memilih membuat masakan rumahan sendiri yang sudah jelas terjamin kebersihannya.

Dua tas belanjaan Irene benar-benar penuh sampai menggunung. Gadis itu membeli banyak sayuran dan buah-buahan serta berbagai bumbu dapur yang ibunya tuliskan dalam selembar kertas.

Irene merasa lelah setelah hampir dua jam dirinya berputar-putar dari pedagang satu ke pedagang lainnya. Dan kini ia masuk ke dalam salah satu kedai minum untuk memesan segelas jus dan duduk sambil beristirahat barang sebentar saja.

Pesanan pun tidak lama datang. Irene yang haus langsung menyerbu minumannya sampai tandas. Lalu ia melihat notifikasi ponselnya yang selalu sepi, kecuali satu pesan dari Yeri yang mengatakan jika ia dan orang tuanya ikut ke Suwon untuk sekedar mengantar Chanyeol pergi kesana.

Irene senang mendengar kabar baik itu. Sejauh ini ia dan Chanyeol pun tetap masih berkomunikasi hanya sebatas sebagai seorang sahabat yang saling mendukung. Chanyeol bahkan berjanji bahwa ia akan memberitahu Irene jika di Suwon nanti ia dapat menemukan kekasih baru.

Hey, Playboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang