Sehun terkejut ketika tiba-tiba Chanyeol yang sudah setengah mabuk menarik pergelangan tangannya. Lelaki itu lantas meletakan sebuah cincin, cincin pernikahan milik Irene di atas telapak tangan Sehun yang terbuka.Sehun menatap Chanyeol dengan tidak mengerti.
"Kukembalikan padamu cincin pernikahan yang Irene pakai setiap hari."
Sehun memandangi cincin itu dengan alis yang menyatu, membuat Chanyeol tersenyum pahit melihatnya.
"Kak..."
"Aku kecewa.....sangat kecewa padamu Oh Sehun. Apa yang kau lakukan pada Irene sangatlah tidak manusiawi dan kenapa kau harus memanggilku kakak? Bahkan kita baru bertemu dua atau tiga kali ini saja, bukan?"
Sehun menunduk, ia tidak menyangkal ucapan Chanyeol padanya. Sudah lama ia menyesalinya, dan ia merasa sangat berdosa setiap kali mengingat kejadian itu. Lalu mengenai panggilan kakak yang ia ucapkan, Sehun pikir karena ia tidak pernah melihat Chanyeol sebagai seorang musuh, tapi sebagai kakak yang lebih Irene cintai daripada dirinya. Sehun sangat ingin membenci Chanyeol, tapi yang anehnya ia sama sekali tidak bisa melakikan itu.
"Apakah kau mencintainya?" tanya Chanyeol yang menatap lekat wajah Sehun. "Kau dan aku, kita berbicara sebagai laki-laki, jadi jujurlah padaku apakah kau mencintainya?"
Sehun mendongak, berpikir cukup lama sebelum akhirnya ia mengangguk lemah.
"Sebelumnya aku minta maaf jika kau tidak suka dengan panggilan itu," Sehun mengedikan bahunya kecil. "Tapi tentang perasaanku pada Irene, kurasa itu lebih dari sekedar mencintainya."
Chanyeol kembali menatap Sehun, kali ini dengan lebih seksama. Kemudian ia menepuk pelan bahu lelaki itu dengan tersenyum lega.
"Pakaikanlah cincin itu kembali di jarinya dan kembalilah padanya. Irene sebenarnya lebih mencintaimu daripada aku."
Sehun benar-benar tidak bisa memahami kemana arah pembicaraan mereka. Chanyeol yang awalnya terlihat dingin, tiba-tiba bersikap seperti seorang sahabat dekat.
"Aku tidak ingin menjadi lelaki jahat yang memisahkan kalian berdua, merusak rumah tangga kalian dan merebut Irene darimu. Aku...cukup mencintainya dalam hati saja. Karena kaulah orang yang paling bisa menjaganya, kau yang pantas untuk hidup bersamanya. Jadi tolong jangan kecewakan dia lagi seperti dulu dan cintailah dia dengan tulus. Kau mengerti?"
"Kak, aku..."
"Terima kasih karena memanggilku dengan sebutan itu, aku senang mendengarnya."
Chanyeol berdiri diikuti oleh Sehun, keduanya lantas saling berjabat tangan dan berpelukan. Memang begitulah seharusnya laki-laki dewasa dalam menyikapi sebuah masalah. Mereka sama sama menyadari dimana posisi mereka seharusnya berada. Tidak perlu ada emosi, tidak perlu ada pertengkaran dan mereka berhasil menyeleseikannya dengan sangat bijaksana.
-----
Irene terharu mendengar penjelasan Sehun tentang bagaimana ia bisa mendapatkan cincin itu kembali. Dengan mata berkaca-kaca Irene lantas menatap hangat wajah suaminya yang kini terluka akibat pukulan kerasnya beberapa menit yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Playboy
FanficTinggal bersebelahan di tempat kost dengan seorang playboy itu, me-mu-a-kan! Mahasiswi jurusan Fashion Design berpenampilan biasa dan berkacamata tebal-Bae Irene-hidup dengan terus di bayang-bayangi segala sesuatu tentang lelaki tampan populer nan k...