Author's pov
Dalam tidurnya, Ally terus berguling kesana kemari, membuat bed cover menjadi bentuk gulungan tidak jelas. Saat ini yang ia rasakan hanyalah kesenangan yang menyelimuti hatinya. Dia terus saja mengingat tentang ciumannya dengan Dave beberapa jam yang lalu.
Ditambah kembang api tadi yang menghiasi langit malam hari, mendukung suasana hatinya yang meledak seperti mercon. Warna – warni yang menghiasi angkasa, menemani bulan yang tidak ditemani bintang – bintangnya. Karena memang suasana tadi malam sedikit mendung.
Suasana hati Ally yang tadinya gelap menjadi penuh warna ketika Dave menggenggam tangannya waktu itu. Kejadian saat hujan – hujanan yang tidak sengaja terjadi, ketika Dave menyentuh tangannya, Ally merasa menjadi gila tiba – tiba.
Ally bangun dari tidurnya, menyenderkan tubuhnya pada senderan kasurnya. Kepalanya mendongak keatas, bibirnya tak henti – hentinya tersenyum. Dia seperti orang gila sekarang, tapi dia tidak peduli. Karena dia sudah tidak merasakan perasaan seperti ini setelah Cole meninggal.
Suara rintikan air hujan menganggunya, Ally menengok jendela di kamarnya yang ternyata sudah turun hujan. Tak lama terdengarlah hujan deras yang mengguyur seluruh sudut kota Callister Falls. Tapi dia tidak peduli.
Seiring suara hujan yang masih deras, terdengar juga getaran yang berasal dari nakas di samping tempat tidurnya. Ingin sekali dia mengabaikan ponselnya yang bergetar hebat, tapi dia ragu jika itu adalah telfon penting.
Dengan perasaan malas, Ally meraih ponselnya. Senyumnya merekah ketika tahu jika itu adalah panggilan dari Dave. Ally merutuki Dave karena tahu jika Dave lah pangeran berkuda putih yang mengiriminya SMS tempo lalu.
Ally mengangkat telfon dari Dave dengan senyumnya. Senyumnya digantikan dengan kerutan keningnya karena ia tak kunjung mendengar suara Dave, yang ada hanyalah deruan nafas dan suara hujan.
"Mungkin kepencet." Gumam Ally.
Saat hendak mematikan sambungannya, Ally mendengar seseorang menyapanya dari seberang sana. Ally yang kaget hampir saja melempar ponselnya. Dengan perasaan ragu, dia menempelkannya pada telinganya.
"Malam, Ally sayang." Fuck!
"Apa yang kau lakukan disana?!" mata Ally menyala marah karena amarah yang langsung mengenali suara itu. Itu bukan suara Dave.
Ally langsung bangkit dari tidurnya, buru – buru mengambil jaketnya dari lemari dan langsung memakainya. Bagaimana Theo tahu dimana Dave tinggal. Dia harus cepat sampai kesana sebelum terjadi apa – apa dengan Dave.
Tidak mempedulikan hujan yang sangat deras, Ally menuju balkon dan langsung turun dengan cara melompat. Dia mendarat dengan keadaan berlutut, pakaiannya yang kering menjadi basah seketika.
Dengan memakai tank top hitam yang dilapisi jaket dan celana hot pants, Ally melesat ke rumah Dave. Tanpa memutuskan sambungan telefonnya, Ally melesat dengan telfon digenggamannya.
Jika menggunakan motor, Ally akan sampai ke rumah Dave dalam waktu lima belas menit. Dengan melesat, dia bisa sampai lebih cepat. Ally berhenti tepat di bawah jendela kamar Dave yang terbuka. Lampunya yang mati meyakinkan jika yang menghuni masih tertidur, tapi dia merasa cemas.
Ally melompat ke jendela, memasuki kamar Dave dengan perasaan waspada dan cemas. Ia melihat kearah meja dimana Dave menyimpan koleksi mainannya, mainan superhero dari komik terkenal DC Comics. Dimana ponselnya berada dan menyala dengan sambungan telfonnya.
Ally melangkah dengan gusar, mematikan sambungan telfonnya. Ally mencabut post it yang menempel di samping ponsel Dave. 'Aku akan membiarkan kalian untuk bersenang – senang dulu.' Tulis post it itu, yang langsung diremasnya.
Ally menghela nafas lega setelah melihat Dave tertidur nyenyak dikasurnya. Selimut yang menutupinya hinnga ke leher, tidak menutupi jika Dave meringkuk seperti udang goreng. Ally tersenyum mengecup kening Dave sebentar.
Ally menyibakkan selimut Dave, dan tidur disamping Dave. Memeluk Dave dalam tidurnya. Tanpa ia sadari, ia pun ikut tertidur bersama Dave. Hanyut dalam kenyamanan dalam posisi memeluk Dave.
***
Remember to
Vote
and
Comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen Vampire (Complete)
VampireAku akan menghancurkan dinding yang sudah dia bangun, setebal apapun dia membangunnya. - David Thomas William Aku tidak ingin jatuh cinta. Aku tidak ingin orang lain mempunyai perasaan untukku. Karena aku berbeda. Karena aku...